DIMADURA.ID – Untuk kalian yang sedang bersedih, inilah 10 kata mutiara menyentuh Raim Laode yang dapat menggugah semangat hidup kalian menjadi baru kembali.
Tak goyah oleh keadaan yang menerpa, tetap pada prinsip dan semangat awal, itulah kesan untuk seorang Raim Laode.
Namun, sebelum membahasnya, perlu kita kenal terlebih dahulu sekilas tentang profil artis pendatang baru ini.
Profil Singkat Raim Laode
Raim Laode adalah penggubah lagu berjudul ‘Komang‘ yang saat ini sukses menarik perhatian netizen hingga viral di jagad raya sosmed.
Artis yang sedang naik daun ini bernama asli, La Ode Raimudin. Lahir di Desa Liya Togo, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tanggal 28 April 1994.
Rupanya, komika Indonesia yang sempat ikut kompetisi Stand Up Comedy Academy (SUCA) dan tereliminasi pada babak 4 besar ini telah membintangi beberapa film. Antara lain berjudul “Ku Kira Kau Rumah” dan “Cek Toko Sebelah”.
Tak hanya itu, sebelum hadir di depan publik televisi, Raim ternyata juga telah merilis beberapa lagu single.
Pertama, pada tahun 2018 ia merilis lagu bertajuk “Cemburu”. Kemudian tahun berikutnya (2019), Raim kembali hadir dengan 2 lagu. Masing-masing berjudul “Suasana Rumah” dan “Salah”.
Rentang dua tahun, ia kembali merilis lagu berjudul “Rizky Teng” (2021). Dan tak hanya itu, mungkin saja masih banyak lagi yang belum rilis.
10 Kata Mutiara Raim Laode
Melihat postingan lawasnya di beberapa channel Youtube, akun Tiktok dan sosmed-sosmed lain miliknya, ternyata Raim Laode banyak menyimpan kata-kata mutiara yang cukup menyentuh.
Kata-kata mutiara menyentuh itu lahir dari hasil pembacaan dan renungan Raim Laode atas keadaan yang melingkupi hidupnya.
Cacian, hinaan, bulliying, ditinggal kekasih. Empat keadaan yang acapkali mampir di hidup Raim Laode itu justru menjadi motivasi tersendiri baginya.
Tak ingin gundah, Raim pun biasanya akan menumpahkan letupan kata hati untuk menghadapi semua itu dengan membagikan quote’s hasil renungannya di sosmed-sosmed miliknya.
Sebagai self motivation, saat ditinggal begitu saja oleh kekasihnya, ia pun menggubah kata-kata mutiara penuh makna seperti berikut.
1. Kita memang sama-sama berpisah. Cuman bedanya adalah, saya kehilangan orang yang tidak menghargaiku. Sementara kau kehilangan orang yang mau melakukan apapun untuk kau. Beda!
2. Kepada teman-teman yang merasa dimanfaatkan oleh kerabat kerja, teman ataupun pasangan, saya mau bilang ke kamu, jangan pernah menyesal!
“Kenapa,” katanya, “karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” imbuhnya.
“Bisa saja ini adalah sarana tuhan untuk membuat kita menjadi orang yang jauh lebih baik dengan dimanfaatkan oleh sahabat kita”.
3. Ini adalah pesan kepada hati yang bersedih. Saya, kamu yang bersedih karena setiap hari dibulli, bersedih karena putus cinta, bersedih karena kehilangan orang yang disayangi. Senang dan sedih itu adalah bagian dari kehidupan. Kita tidak boleh senang dalam waktu yang panjang. Begitupula sedih, kita tidak boleh sedih dalam waktu yang panjang, berlarut-larut.
Jelas, jadi kalau bersedih secukupnya, seperlunya, lalu bangkit secepatnya. Karena kabar gembiranya adalah, kita ibarat batu yang ada di atas ketapel. Kita sementara ditarik ke belakang dengan kesedihan kita. Semakin ditarik ke belakang, percaya atau tidak, sebentar lagi kita akan lompat dan terbang secepat mungkin.
4. Ini pesan kepada pengkritik, tidak ada yang salah dengan mengkritik. Kita tahu bersama bahwa dengan mengkritik bisa menjadi bahan pendewasaan kepada objek yang kita kritisi. Cuman kita harus bisa bedakan ini, mana mengkritik dan mana menghina. Mengkritik, goalsnya adalah memperbaiki dan membangun. Menghina, motifnya menjatuhkan perasaan orang lain.
Jadi, apa poinnya? Poinnya adalah, yang dikritisi jangan terlalu baper, dan yang mengkritisi jangan merasa diri paling cerdas paling pintar sedunia.
Kenapa? Karena mengkritik mencari celah, melihat salah, adalah pekerjaan yang paling gampang.
5. Kalau kau mau masuk dalam hidup saya, menjadi bagian dari perjalanan ini, pintu terbuka lebar buat kau. Tapi kalau kau mau keluar, ada orang lain yang bisa kasi senang, kok. Ya silakan keluar, pintu (juga) terbuka lebar. Cuma satu yang saya minta ke kau, jangan kau berdiri di antara pintu. Kasihan, banyak hati yang mau masuk.
6. Tadi mantan update status. Menyesal kan kau putus dengan saya? Saya pengen jawab, dari dulu masalahnya bukan tentang wajah. Tapi yang kasar dan kusut itu kepribadianmu. Saya pengen jawab seperti itu, cuman nggak ada waktu. Saya terlalu sibuk, sayang, kepada orang yang menghargaiku sekarang.
7. Bukan berarti saya jarang instastory itu saya lagi bersedih. Tidak, tenang saya lagi baik-baik saja. Cuma karena terlalu sibuk bahagia, sampai tidak ada waktu. Tidak ada waktu untuk foto, abadikan, jadikan story di instagramku tidak ada waktu.
Kan beda dengan bahagiamu, bahagiamu kan apabila orang lain merasa kamu sedang bahagia dengan postinganmu di instastory. Entah itu tempat atau makanan yang kau makan. Beda!
8. Ini adalah pesan kepada bos kita di kantor: atasan, dosen atau seluruh pemimpin yang pengen sekali dihargai oleh bawahannya. Ingat, penghargaan itu adalah pemberian bukan permintaan. Kalau kau pantas mendapatkannya, tidak usah sibuk habiskan waktu untuk membuat semua orang menghargaimu. Karena kau itu atasan, bukan pengemis. Posisimu di atas, bukan meminta.
Baca Juga:
5 Lirik Pilihan Lagu dan Mars Hafidz Qur’an
Lirik Lagu Madura Viral Terbaru 2023
9. Satu juta kata-kata yang kau dengar di internet setiap hari tidak akan berfungsi apabila kau tidak melangkah dan memulai.
Kita ini manusia terlalu sering berencana, sampai lupa melangkah, sampai lupa memulai. Terlalu lama berfilsafat, sampai kita lupa mengambil tindakan. Padahal itu yang paling penting. Mulai saja dulu.
10. Kalau masalah tidak ada jalan keluarnya, kita keluar cari masalah.
Itulah 10 kata-kata mutiara menyentuh dari Raim Laode; salah seorang komika, musisi dan aktor Indonesia yang kini tengah naik daun.
Pria berusia 28 yang kini tenar dengan lagu Komang ini ternyata adalah seorang Muslim.
Teruslah berkarya, Sobat. Dunia ini milik kita. “Ayoindonesia,” ucapmu selalu. Dan dari sini, dari Madura, doaku akan senantiasa mengiring jejak langkahmu, kawan. Salam!