dimadura
Beranda Okara Kolom Velocity: Ketika Kecepatan Jadi Mata Uang Baru di Era Digital

Velocity: Ketika Kecepatan Jadi Mata Uang Baru di Era Digital

KOLOMCropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1, DIMADURA – Dunia digital berkembang dengan cepat, dan istilah “velocity” menjadi perhatian saat ini. Dalam dunia teknologi, kata ini sudah lama dikenal, terutama dalam pengembangan perangkat lunak dan data, tetapi makna dan fungsinya sekarang berubah. Ia telah berkembang menjadi tren budaya, strategi bisnis, dan bahkan tolak ukur keberhasilan di banyak industri.

Setelah pandemi, masyarakat di seluruh dunia menghadapi tekanan untuk tetap relevan dan tekanan untuk beradaptasi dengan cepat. Konsep velocity menjadi sangat menarik dalam keadaan seperti ini. Dalam industri teknologi, velocity mengacu pada kecepatan dengan mana produk atau fitur baru dapat dikembangkan, diuji, dan dirilis. Tidak hanya kecepatan yang penting, tetapi juga kemampuan untuk bertahan dalam persaingan yang brutal. Misalnya, dalam dunia startup, perusahaan yang dapat berkembang dengan cepat dianggap lebih berharga daripada perusahaan yang stabil tetapi lambat.

Namun, tren velocity tidak hanya relevan secara teknis. Velosi konten di media sosial ditunjukkan oleh fakta bahwa ia menjadi viral dalam beberapa menit dan kemudian hilang dari pandangan dalam satu jam. Ini menimbulkan tekanan baru pada para pembuat konten: yang paling cepat merespons tren akan menang. Saat ini, relevansi bergantung pada kecepatan. Ada banyak kreator yang merasa terjebak dalam siklus produksi konten terus-menerus hanya untuk mengejar algoritma dan mendapatkan perhatian publik.

Sangat menarik bahwa tren ini mulai masuk ke dunia kerja. Sekarang, banyak perusahaan menilai kinerja berdasarkan hasil bukan hanya seberapa cepat seseorang menyelesaikan tugas, menanggapi perubahan, dan menyesuaikan diri dengan tantangan baru. Ini menghasilkan gaya kerja baru yang serba instan dan serba cepat. Di satu sisi, ini meningkatkan tingkat produksi. Namun, karena tuntutan velocity yang tiada henti, banyak orang mulai mengalami kelelahan psikologis.

Dari sudut pandang budaya pop, velocity merupakan identitas baru bagi generasi muda yang hidup dalam dunia yang serba instan. TikTok, Instagram, dan YouTube Shorts adalah platform yang mendorong pertumbuhan mereka karena mereka menjual video pendek, tren cepat, dan informasi dalam jumlah kecil. Gaya hidup kadang-kadang lebih memprioritaskan kecepatan daripada kedalaman. Bagaimana mereka melihat dunia dibentuk secara tidak langsung oleh generasi yang tidak sabar menunggu dan ingin semua serba instan.

Namun, beberapa pihak tidak menyukai velocity.  Beberapa orang mulai menyatakan kekhawatiran mereka tentang trend ini. Mereka menyadari bahwa kecepatan berlebihan dapat membahayakan kualitas, refleksi, dan kesehatan mental. Misalnya, dalam bidang jurnalistik, kecepatan penyebaran berita kadang-kadang lebih penting daripada kebenaran berita itu sendiri. Akibatnya, hoaks dan misinformasi sekarang menjadi bahaya. Kecepatan belajar menjadi tolok ukur prestasi dalam pendidikan, tetapi belum tentu menjamin pemahaman yang mendalam.

Karena itu, ke mana tren velocity ini akan bergerak? Banyak orang percaya bahwa kecepatan akan menjadi syarat dasar dan bukan lagi keuntungan. Tantangan ini tidak hanya cepat, tetapi juga tepat dan memiliki makna. Dalam situasi seperti ini, mereka yang dapat mengimbangi kecepatan dan kualitas akan bertahan dan menang.

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang terus bergerak, kita diajak merenung: apakah kita ingin terus berlari, atau apakah sudah saatnya berhenti sejenak dan bertanya, “Kecepatan ini sebenarnya membawa kita ke mana?”***

Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.

Follow
Komentar
Bagikan:

Konten Iklan