DIMADURA.ID–Ketua PC ISNU Sumenep, Dr KH Mohammad Husnan A Nafi’ menyebutkan, 3 tantangan besar ini bakal menjadi fokus acuan penyusunan program ISNU Sumenep selama masa kepemimpinannya.
Tiga tantangan tersebut antara lain pada sektor sosial keagamaan, sosial ekonomi, dan yang terakhir adalah bidang sosial politik.
Pernyataan itu ia sampaikan saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan Pengurus Cabang ISNU Sumenep masa khidmat 2023-2026 di pendopo agung Keraton, Senin 13 Maret 2023.
Tantangan pertama pada sektor sosial keagamaan adalah tentang bagaimana upaya ISNU Sumenep menghadapi gerakan radikalisme.
“Sebagaimana laporan dari BNPT dan Densus 88, Sumenep dinyatakan sebagai zona merah terorisme,” ungkapnya, di hadapan Ketum PP ISNU, Prof Dr Ali Masykur Musa, dan seluruh hadirin.
Baca Juga:
Dua Muassis NU Sumenep Ini Dapat Anugerah 1 Abad NU
Sekretaris PCNU Sebut Gerakan Radikalisme di Sumenep by design
Menurut Kiai Husnan, sapaan akrabnya, laporan BNPT dan Densus 88 yang menyatakan bahwa Sumenep sedang berstatus zona merah terorisme, itu merupakan tantangan tersendiri bagi para sarjana nadliyyin.
“Bagaimana kita dapat melibatkan diri serta memberikan pencerahan kepada masyarakat agar terhindar dari pemikiran-pemikiran radikal yang mengarah pada terorisme,” urainya.
Ditegaskan, bahwa beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Gus Islah Bahrawi, sempat datang ke Sumenep untuk mengidentifikasi beberapa wilayah yang diduga terpapar paham radikal.
“Dan beliau menyampaikan memang situasi di Kabupaten Sumenep, wa bil khusus di kepulauan, sudah cukup mengkhawatirkan,” katanya.
Untuk itu, menurutnya sarjana Nahdlatul Ulama harus mulai kembali mengampanyekan nilai-nilai Islam berdasarkan paham ahlussunnah wa jamaah an-nahdliyyah.
Kedua, tantangan di bidang sosial ekonomi, yakni pemerataan ekonomi antara kelas atas dan bawah.
Baca Juga: Sèmo Bhâsana Orèng Masra’aghi Mantan Lakè’ Bâkto Ghâbây
Pemerataan ekonomi dinilai menjadi salah satu tanggung jawab yang agak berat bagi para sarjana NU, terutama dalam hal ini, ISNU Sumenep.
Pihaknya mengaku akan menggerakkan sarjana NU di Sumenep agar masuk ke ruang-ruang publik di pedesaan untuk bersama-sama mencari solusi demi meningkatkan kadar kesejahteraan masyarakat. “Itu belum lagi ketimpangan antara kepulauan dan daratan ya,” tukasnya.
Tantangan yang ketiga adalah di bidang sosial dan politik, bahwa Pemilu tahun 2024 sudah di depan mata. Sementara masyarakat Sumenep menurutnya tidaklah beda dengan masyarakat daerah lain.
“Bahwa ketika tiba waktunya kontestasi politik, masyarakat akan terpolarisasi dengan kekuatan-kekuatan politik yang ada,” terang kiai yang saat ini juga mejabat sebagai rektor IST Annuqayah.
Ia berharap, pengurus cabang ISNU Sumenep yang baru saja dilantik dapat menghadirkan jawaban-jawaban cerdas atas 3 persoalan di atas.
“Jawaban-jawaban yang mengasyikkan, menyenangkan dan membawa kabar baik bagi kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Terakhir, sebelum menutup keterangan, pihaknya memohon dukungan dari semua pihak untuk dapat memecahkan 3 persoalan tersebut sehingga kemudian bisa diturunkan dalam bentuk program.
“Tertutama kepada dewan penasehat dan dewan ahli di jajajan pengurus ISNU Sumenep,” ucapnya.
“Jadi dalam waktu dekat, insya Allah sebelum Ramadhan yang akan datang, kami akan mengundang para dewan ahli dan dewan penasehat untuk bertukar pikiran tentang apa yang harus kami lakukan selama satu periode ini,” pungkas Doktor Husnan.***