DIMADURA.ID – Sekretaris PCNU Sumenep, Zainul Hasan menyampaikan, bahwa munculnya gerakan radikalisme di Sumenep ada yang mendesain atau by design.
Pernyataan tersebut disampaikan Kiai Hasan, sapaan akrabnya, seusai acara Pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) di pendopo agung Keraton Sumenep, Senin 13 Maret 2023.
“Sebenarnya kalau saya memandang radikalisme di Sumenep itu tidak sebagai apa ya, jadi kayak by desaign gitu saya melihat,” ujar Kiai Hasan.
Lebih jauh Kiai Hasan menyatakan bahwa sebenarnya gerakan radikalisme di Sumenep tidak ada alias hoaks.
Kalaupun ada, kabar berkembangnya paham radikal di Sumenep menurutnya adalah karena adanya pemberitaan yang tidak faktual.
“Ya ada sih, tapi tidak seheboh yang diberitakan di media-media itu ya,” tukasnya.
Berita Terkait: PC ISNU Sumenep Bakal Hadapi 3 Tantangan Besar
Pemberitaan tentang munculnya gerakan radikalisme menurutnya bisa jadi merupakan upaya dari orang atau kelompok yang punya kepentingan tertentu menjelang Pemilu 2024.
“Untuk menutupi hal-hal yang besar itu kadang kan begitu, ya. Bisa saja orang-orang punya kepentingan, sekarang kan tahun politik,” ujarnya.
Menurut pria kelahiran Desa Talaga Kecamatan Nong-Gunong Pulau Sepudi ini, gerakan-gerakan samar dengan membawa isu-isu tertentu yang diolah sedemikian rupa sudah lumrah terjadi.
“Untuk mendukung kepentingan individu maupun kelompok tertentu,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua PC ISNU Sumenep menyebutkan bahwa Sumenep saat ini masih berstatus zona merah terorisme.
“Sebagaimana laporan dari BNPT dan Densus 88, Sumenep dinyatakan sebagai zona merah terorisme,” ungkap Ketua PC ISNU Sumenep, Dr KH Mohammad Husnan A Nafi’ dalam sambutannya.
Meneguhkan perkataan Ketua PC ISNU Sumenep, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ISNU, Prof Dr Ali Masykur Musa, menyampaikan pidato motivasi kepada Pengurus Cabang ISNU Sumenep yang baru saja dilantik.
Salah satu isi pidatonya, bahwa berdasarkan UUD 1945, berdirinya Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila ini ada karena berkat bersatunya keraton-keraton di Indonesia.
Keraton Sumenep, kata dia, termasuk salah satu yang ikhlas menyerahkan diri untuk bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Pertanyaannya bapak ibu sekalian, kalau Sumenep punya begitu dalam kontribusinya untuk menegakkan NKRI, apakah kita rela kalau pada saat ini, besok dan yang akan datang, masih ada sekelompok yang akan mengoyak-ngoyak merah putih di negeri yang kita cintai ini?” katanya.
“Saya yakin jawabannya sama, kita tidak akan ikhlas, karena mengubah pembukaan undang-undang dasar sama saja dengan menolak keberadaan NKRI yang juga didirikan oleh Sumenep,” imbuhnya tegas. ***