SumenepTomang

64 Desa di Sumenep Alami Kekeringan Kritis, BPBD Sumenep Distribusikan Air Bersih Setiap Hari

Avatar Of Ari Si
541
×

64 Desa di Sumenep Alami Kekeringan Kritis, BPBD Sumenep Distribusikan Air Bersih Setiap Hari

Sebarkan artikel ini
Img 20241017 Wa0016 1 Scaled
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Ach. Laili Maulidi. (Foto. Ari SI For Dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP -Sebanyak 64 desa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini mengalami kekeringan parah yang tergolong kritis dan langka. Kamis, (17/10/2024).

Desa-desa tersebut, seperti Pasongsongan, Montorna, dan Perancak, merupakan daerah yang paling terdampak, dengan kebutuhan air bersih yang semakin mendesak.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Harga Booking Di Myze Hotel
Contact Me at: 082333811209

Diketahui setiap hari, bantuan air bersih berupa dua hingga empat tangki dikirimkan ke wilayah-wilayah tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Ach. Laili Maulidi, menjelaskan bahwa setiap tangki air yang dikirim memiliki kapasitas 6.000 liter.

“Desa seperti Batuputih Daya, Batuputih Laok, dan Karduluk juga menjadi sasaran distribusi air bersih. Kami mengerahkan dua armada untuk mengirim air ke desa-desa yang mengalami krisis air,” ujarnya, Kamis (17/10/24), dalam sambungan telepon.

Laili menjelaskan bahwa kekeringan ini tidak hanya menyebabkan kelangkaan air, tetapi juga memperburuk kondisi pertanian dan kehidupan masyarakat di desa-desa terdampak.

Situasi semakin sulit akibat musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga ketersediaan air semakin terbatas.

“Desa-desa yang mengalami kekeringan ini diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu kering kritis dan kering langka,” tambahnya.

Menurutnya desa dengan kategori kering kritis adalah desa yang akses terhadap air bersihnya lebih dari tiga kilometer dari pemukiman warga, sementara desa yang masuk dalam kategori kering langka memiliki jarak akses antara 500 meter hingga tiga kilometer.

Beberapa desa yang berada dalam kategori kering kritis antara lain Kombang, Montorna, Perancak, Ambunten, Batuputih Daya, Tengedan, dan Gendang Barat (Gayam).

Untuk wilayah kepulauan, distribusi air dilakukan dengan menggunakan transportasi lokal seperti mobil pick-up, mengingat kondisi geografis yang tidak memungkinkan penggunaan tangki air.

“Biaya transportasi ini ditanggung oleh BPBD,” jelas Laili.

Selain mengirimkan bantuan air bersih, ia juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air, khususnya selama musim kemarau panjang.

“Masyarakat di daerah yang terdampak kekeringan kami harapkan mempersiapkan penampungan air sebagai antisipasi menghadapi krisis yang berkepanjangan,” tambah laili

Untuk solusi jangka panjang, BPBD telah mengusulkan pengeboran sumur di beberapa wilayah.

Pengusulan bantuan tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat untuk ditempatkan di daerah yang kerap mengalami kekeringan.

Namun, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai tindak lanjut dari usulan tersebut.

“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih hemat dalam penggunaan air. Setiap tetes air sangat berharga di tengah situasi krisis ini, terutama di desa-desa dengan akses air yang terbatas,” tutup Laili.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *