SumenepTomang

BEM STKIP PGRI Sumenep Tegaskan Tak Ada Dana Politik dalam Acara Bedah Buku “Demi Kaum Muda”

Avatar Of Ari Si
669
×

BEM STKIP PGRI Sumenep Tegaskan Tak Ada Dana Politik dalam Acara Bedah Buku “Demi Kaum Muda”

Sebarkan artikel ini
1000305284
Ketua BEM STKIP PGRI Sumenep, Noris. (Foto. Ari SI For Dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, Jawa Timur, membantah tudingan bahwa mereka menerima dana sebesar Rp20 juta dari Achmad Fauzi Wongsojudo, seorang pemateri sekaligus calon Bupati Sumenep, dalam acara bedah buku yang digelar baru-baru ini.

Acara bedah buku tersebut menyoroti karya terbaru Achmad Fauzi berjudul “Demi Kaum Muda”, yang diselenggarakan di Auditorium Kampus STKIP PGRI Sumenep pada Sabtu, 19 Oktober 2024.

Tampilkan Bisnis Anda di Sini | SCROLL ...
Kirim Karya Bahasa Madura
Contact Me at: 082333811209

Diketahui acara ini sekaligus menjadi bagian dari peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 di tahun 2024.

Ketua BEM STKIP PGRI Sumenep, Noris, menegaskan bahwa kegiatan tersebut diadakan secara independen, tanpa ada keterlibatan atau afiliasi politik apa pun.

“Tidak ada penerimaan uang dari pihak pemateri. Acara ini sepenuhnya bertujuan mengedukasi mahasiswa dan masyarakat,” jelas Noris ketika dikonfirmasi pada Jumat, 1 November 2024.

Nuris juga menanggapi isu mengenai penerimaan dana yang sempat ramai di media sosial dan memicu berbagai spekulasi di kalangan warganet.

Ia memastikan bahwa seluruh biaya kegiatan bersumber dari anggaran kampus dan sponsor resmi, bukan dari kandidat politik atau pihak yang berkepentingan lainnya.

“Kami sangat menyayangkan adanya informasi yang beredar tanpa verifikasi. Kami pastikan BEM STKIP PGRI selalu menjaga independensi dan profesionalisme dalam setiap kegiatan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Nuris menyampaikan bahwa acara bedah buku ini murni dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa dan memperkuat rasa nasionalisme dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, tanpa ada agenda politik terselubung.

Ia pun berharap agar publik bisa meluruskan dan memahami informasi dengan benar, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat merugikan nama baik institusi serta memicu kebingungan di tengah masyarakat.

“Kami berharap masyarakat dapat menghargai upaya kami dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan cara yang edukatif,” pungkasnya.***