NEWS DIMADURA, SUMENEP– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep resmi meluncurkan “Calender of Event Sumenep 2025” dengan tema “Ngopenè Songennep” di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Selasa (24/09/2024).
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, termasuk Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), unsur Forkopimda, Forpimka, serta stakeholder lainnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh. Iksan, menjelaskan, bahwa kalender event tahunan ini merupakan upaya Pemkab untuk mempromosikan pariwisata sekaligus mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sumenep.
“Alhamdulillah, sepanjang 2024 sudah ada 77 event yang sukses diselenggarakan, dan masih ada 27 event lagi yang akan berlangsung hingga Desember 2024,” ungkap Iksan, sebagaimana laporan yang diterima media ini.
Di tempat yang sama, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, dalam sambutannya menegaskan bahwa kalender event ini diharapkan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Sumenep.
Menurutnya, Sumenep memiliki beragam destinasi wisata unggulan, mulai dari wisata alam seperti Giliyang yang terkenal dengan kualitas oksigennya, Pantai 9 Giligenting, Gililabak, Pantai Slopeng, hingga Lombang.
Selain itu, wisata sejarah juga menjadi andalan, di antaranya Museum Keraton, Taman Sare, Labang Mesem, Asta Tinggi, Masjid Jamik, dan Kota Tua Kalianget.
“Dengan kalender event ini, kita ingin tidak hanya menarik wisatawan, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui UMKM,” ujar Bupati Fauzi.
Dalam acara tersebut, Bupati Fauzi juga memberikan penghargaan kepada beberapa tokoh penting dan lembaga, termasuk Kapolres, Dandim, Ketua Pengadilan Negeri, Kajari, serta sejumlah organisasi media dan komunitas.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam mendukung program-program pemerintah daerah.
Bupati Fauzi menambahkan bahwa pelaksanaan event di tahun 2024 didominasi oleh komunitas lokal, dengan 96 persen dari total event dilaksanakan oleh komunitas, 1 persen oleh Disbudporapar, dan sisanya oleh Event Organizer (EO) lokal.
Namun, ia menyebutkan bahwa ada beberapa koreksi terhadap event yang dilaksanakan oleh komunitas.
“Kami memang melakukan beberapa pengurangan, tetapi ini demi peningkatan kualitas acara ke depannya,” jelasnya.
“Dengan peluncuran kalender event ini, kami harap dapat terus memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi lokal, serta menjadikan Sumenep sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia,” pungkasnya menambahkan.***