NEWS DIMADURA, SUMENEP – Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menunjukkan perubahan signifikan seperti harga cabai mengalami penurunan. Kamis, 16 Januari 2025
Sebelumnya, harga cabai yang sempat melambung tinggi mencapai Rp.100 ribu per kilogram kini mulai turun.
Hal tersebut memberikan sedikit dampak kelegaan bagi masyarakat, Namun, di sisi lain, harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) mengalami kenaikan.
Diketahui saat ini, di Pasar Anom Baru, harga cabai rawit merah kini berkisar antara Rp.75 ribu hingga Rp. 80 ribu per kilogram.
Sumiyati, salah satu pedagang sayuran di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa harga cabai yang dijualnya kini turun menjadi Rp. 85 ribu per kilogram setelah sebelumnya ia mendapat pasokan seharga Rp. 80 ribu.
Selain itu, harga timun stabil di Rp. 40 ribu per sepuluh buah, sedangkan bawang merah dan bawang putih masing-masing dihargai Rp. 35 ribu dan Rp. 40 ribu per kilogram.
Dihari yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Tradisional, Ibnu, membenarkan penurunan harga cabai tersebut.
“Harga cabai rawit merah sekarang sudah turun menjadi Rp. 75 ribu sampai Rp. 80 ribu per kilogram,” ujarnya saat di konfirmasi melalui WhatsApp, Kamis (16/01/25).
Sementara itu, di tengah turunnya sejumlah sembako tersebut LPG mengalami kenaikan dengan harga yang signifikan .
Menanggapi tersebut, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Dadang Deddy Iskandar, menyatakan penyesuaian HET itu masih dalam proses pembahasan yang nantinya akan ditetapkan dalam Keputusan Bupati Sumenep.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga LPG mengikuti keputusan pemerintah provinsi dan pusat terkait penyesuaian tarif.
“Harga dari agen ke pangkalan atau sub-agen kini menjadi Rp16 ribu dari sebelumnya Rp. 14,5 ribu. Sedangkan harga tertinggi dari sub-agen ke pengguna mencapai Rp. 18 ribu sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur,” jelas Dadang.
Namun, ia menambahkan bahwa pemerintah tidak mengatur harga di tingkat pengecer.
“Harga pengecer tidak ditetapkan pemerintah karena mereka juga mengambil keuntungan di sana,” tuturnya.
Menurut Dadang Perubahan ini dilakukan dengan mempertimbangkan fluktuasi harga serta kemampuan daya beli masyarakat.
“Kami minta masyarakat, terutama yang berada di Kabupaten Sumenep, agar tetap tenang. Saat ini, stok barang mencukupi dan distribusi berjalan lancar. Jadi, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk panik,” tutupnya.***