NEWS NASIONAL – Ketua Panitia Musabaqah Qira’atul Kutub (MQK) Jatim 2023, Mohammad As’adul Anam menanggapi berita viral yang menyebut para juara pulang tanpa hadiah.
Penghargaan kepada santri yang berhasil menjadi juara dalam ajang tersebut menurutnya belum diberikan karena waktu yang tidak memungkinkan serta anggaran dari Kementerian Agama (Kemenag) RI belum cair hingga puncak acara lomba.
“Saat penutupan sudah disampaikan MC pemberian piagam dan lainnya akan diberikan melalui Kasi PD Pontren Kab./Kota untuk didistribusikan ke para juara,” kata Anam, sebagaimana DimaduraID kutip dari ExposeIndonesia, Sabtu 10 Juni 2023.
Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur itu lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk sementara waktu, yang diberikan adalah piagam dari beberapa majelis.
“Saat penutupan baru 6 majelis dan selebihnya akan diberikan kepada Kasi PD Pontren Kemenag Kab/Kota untuk disampaikan kepada para juara beserta dengan uang pembinaan berdasarkan pertimbangan kenapa piagam dan uang pembinaan tidak diberikan saat penutupan,” tegasnya.
Jadi, sambung dia, tidak benar kalau ada yang mengatakan jika tidak ada penghargaan, melainkan hanya belum tersampaikan kepada para santri yang juara.
“Itu dikarenakan waktu menunjukkan pukul 00.25 sehingga tidak memungkinkan untuk diberikan semua,” imbuh mantan Kepala Kemenag Kabupaten Pasuruan itu.
Diberitakan sebelumnya, jagat raya medsos tengah viral mengomentari pelaksanaan Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) tingkat Provinsi Jawa Timur 2023. Selain rundown acara dinilai amburadul, para juara mengaku pulang tanpa hadiah apapun.
Lomba baca kitab kuning yang berlangsung selama 4 hari di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto ini mengatasnamakan Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur (Jatim).
Salah seorang pengurus Pondok Pesantren Lirboyo, Mundzir Muhammad, dalam akun twitternya @Abang_Matt1999 mengisahkan perjalanannya selama mengikuti pelaksanaan MQK Jatim tersebut. Berikut ini kisahnya.
Empat hari yang lalu, kisah dia, tepatnya pada hari Senin tanggal 5 Juni 2023, kami beserta rombongan berangkat untuk mengikuti lomba baca kitab kuning yang diadakan Kemenag Jatim, bertempat di Ponpes Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto.
Rentetan rundown acara mereka lalui dengan baik. Pihaknya pun merasa bersyukur karena berhasil meraih juara umum pada ajang bergengsi tingkat Jatim ini.
“Tahu nggak, kalau Kota Kediri berhasil meraih sebagai juara umum? Kurang lebih 25 peserta dari Ponpes Lirboyo, Kediri berhasil meraih kejuaraan dalam lomba MQK Jatim ini, sehingga kami pun berhak menjadi juara umum,” katanya, sebagaimana diunggah akun @santrimengajipedia, Jumat 9 Juni 2023.
Namun ternyata, ungkap dia, tidak satupun para juara yang membawa pulang hadiah selain hanya secarik kertas hvs 150 gram–bertuliskan spidol dengan bungkus Map seharga 500 perak–sebagai sertifikat penghargaan.
Salah seorang netizen, @nabiel_moehammad pun merasa iba dan turut mengomentari postingan tersebut.
“Saya dengar mulai 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 sampai sekarang tidak pernah dapat hadiah, ketika membaca artikel sebagian panitia MQK jatim yang barusan diupload gara-gara rame di media sosial, mereka berbondong2 mengkritik acara tersebut, panitianya beralasan tidak diberikannya hadiah karena kendala waktu, dan katanya akan diberikan lewat PD masing2″.
“TERUS MULAI 2011 SAMPAI SEKARANG TIDAK ADA HADIAH SAMA SEKALI AMNESIA TAH. @khofifah.ip, @kemenag_ri, @kemenagjawatimur, @kemenagkedirikab @jokowi, @najwashihab, @gusyaqut @cakiminow”.
Komentar lain pun terus membanjiri unggahan akun IG @santrimengajimedia tersebut. Sebagian mengatakan bahwa sebenarnya anggaran untuk MQK Jatim ini sudah ada, tapi tidak tahu telah digunakan untuk apa?
“@nabil_moehammad, lahan
basahkah?” tanggap akun @mizba_muhammad.
Akun lain, @ahmadhafy pun mempertanyakan integritas penyelenggara dan panitia MQK Jatim.
“Kira-kira panitianya dulu mondok dimana ya, kok gak malu sama pondoknya,” tulis dia.
Menurut Mundzir Muhammad, ada banyak kejanggalan yang ia temukan dalam helatan lomba dengan ribuan peserta ini.
“Banyak kejanggalan yang ditemukan dalam acara sebesar itu, mulai dari seleksi peserta di tingkat kota yang tidak mau repot dan tidak mau rugi, hingga acara di wilayah yang lebih parah lagi, semuanya serba nggak rapi, sistem, sarana prasarana dan juga juknis,” ujarnya.
Lebih lengkap, baca berita sebelumnya: Viral Para Juara MQK Jatim Pulang Tanpa Hadiah, Ini Kisah dari Lirboyo
Sekadar informasi, MQK atau lomba baca kitab kuning yang terpusat di Ponpes Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto ini berlangsung selama 4 hari berturut-turut, mulai tanggal 5 hingga 8 Juni 2023.
Jumlah peserta yang ikut berpartisipasi dalam ajang tahunan ini berjumlah total 1.148 santri delegasi dari lembaga dan pondok pesantren yang ada di Jawa Timur.
Dewan juri MQK Jatim ini melibatkan 90 kiai, 30 panitera dan ratusan panitia dalam rangka penyeleksian untuk ajang lomba di atasnya, MQK Nasional ke-7, yang akan dihelat pada bulan Juli 2023 mendatang di Ponpes Sunan Drajat, Lamongan.
Delegasi dari Kota Kediri berhasil menjadi juara umum, disusul setelahnya delegasi dari Kabupaten Gresik. Peringkat ketiga juga diraih oleh delegasi dari pondok pesantren asal Kediri, Jawa Timur.
Masih dikutip dari ExposeIndonesia, para juara tersebut kabarnya akan diberi piagam penghargaan dan uang pembinaan sesuai kemampuan anggaran dari Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur selaku penyelenggara.***