Jejak Sejarah dan Keagungan Masjid Agung Sampang, Dari Langgar Kayu ke Simbol Syiar Islam
SEJARAH, SAMPANG – Di balik megahnya Masjid Agung Sampang hari ini, tersimpan kisah panjang yang sarat makna dan nilai spiritual.
Cerita bermula dari seorang alim bernama Sjahid, yang dikenal dengan sebutan Tib-Sjahid singkatan dari Khotib Sjahid, sosok pemuka agama yang dihormati dan menjadi panutan masyarakat pada masanya.
Di samping rumahnya, dibangun sebuah langgar yang digunakan untuk mengajar para santri.
Seiring waktu dan bertambahnya jumlah jemaah, muncullah gagasan dari beliau untuk membangun sebuah masjid yang lebih luas. Tanah miliknya pun diwakafkan untuk tujuan suci ini, dan dengan semangat gotong royong, masyarakat mendirikan Masjid pertama di daerah itu sekitar tahun 1696.
Masjid awal berbentuk sederhana, terbuat dari kayu dan mampu menampung lebih dari 40 jemaah. Seiring perkembangan zaman, masjid mengalami renovasi besar pada tahun 1773 dan 1828, hingga menjadi bangunan berdinding tembok yang lebih kokoh dan dikenal sebagai “Masjid Jamik Sampang”.
Tidak hanya menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat pendidikan dan syiar Islam. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Sampang menjadi pusat pemerintahan dan masjid pun terus menjadi saksi perkembangan kota dan umatnya.
Tahun 1994 menjadi tonggak penting ketika masjid ini diubah nama menjadi “Masjid Agung Kabupaten Sampang” dan pembangunan kembali dilakukan secara menyeluruh, diawali oleh peletakan batu pertama oleh Gubernur Jatim saat itu, H. Basofi Sudirman.
Setelah dilakukan renovasi bentuknya menjadi jauh lebih megah, disertai fasilitas pendukung seperti tangga tinggi dan bangunan luas.
Tak hanya fisiknya yang berkembang, perhatian terhadap fungsi masjid sebagai pusat pendidikan juga tumbuh.
Saat melihat anak-anak kesulitan mengaji di pelataran yang bising, Bupati H. Fadhillah Budiono dengan penuh kepedulian membangun gedung Madrasah Diniyah di sisi timur halaman masjid. Sejak itu, jumlah santri bertambah dan suasana ibadah di masjid pun menjadi lebih khusyuk.
Kini, Masjid Agung Sampang bukan sekadar bangunan religi, tapi simbol kebersamaan, syiar Islam, dan warisan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat.***
Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.
Follow