NEWS DIMADURA, SUMENEP – Sebuah kapal yacht asal Australia mengalami mati mesin dan terdampar di perairan Pulau Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Rabu (29/1) siang. Dua awak kapal warga negara Australia berhasil dievakuasi oleh warga setempat setelah menghadapi kondisi laut yang tidak bersahabat.
Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S., membenarkan kejadian tersebut. “Kami menerima informasi dari masyarakat bahwa ada kapal yacht yang terombang-ambing di perairan Giliyang akibat kerusakan mesin. Proses evakuasi sempat terkendala cuaca buruk, namun akhirnya kedua awak kapal berhasil diselamatkan,” ujarnya, Kamis (30/1).
Peristiwa ini pertama kali diketahui sekitar pukul 12.05 WIB, ketika warga yang menyeberang ke Pulau Giliyang melihat lima kali tembakan suar dari kapal tak dikenal di perairan Total Lapa Timur, sekitar lima mil dari pantai.
Informasi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh personel Sat Polairud Polres Sumenep dengan melibatkan perangkat desa dan masyarakat setempat.
Menurut laporan, kapal yacht bernama Australian itu semakin mendekati kawasan karang dangkal dan nyaris kandas. Upaya evakuasi menggunakan kapal KM Sriwijaya gagal karena gelombang tinggi.
Akhirnya, warga setempat menyelamatkan dua awak kapal dengan menggunakan pelampung dan jerigen untuk membawa mereka ke pantai.
Dua awak kapal yang berhasil dievakuasi adalah Watt Peter John (63) dan Delves Catherine Winifred (61). Mereka sementara ditampung oleh seorang warga Pulau Giliyang yang fasih berbahasa Inggris, karena mengalami trauma pasca-insiden tersebut.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, kapal tersebut berangkat dari Australia dengan rute menuju Kupang, Bali, lalu Kalimantan.
Kerusakan mesin membuatnya terombang-ambing hingga akhirnya terdampar di Sumenep. Diperkirakan, kapal beserta isinya mengalami kerugian sekitar Rp8 miliar.
Tim gabungan dari Satpolairud Polres Sumenep, Basarnas, BPBD, serta komunitas nelayan telah diterjunkan untuk menangani insiden ini.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Basarnas Pos SAR Sumenep dan KSOP Kalianget untuk langkah lebih lanjut,” tambah AKP Widiarti S.
Hingga saat ini, proses penanganan masih dilakukan. Cuaca buruk dengan kecepatan angin mencapai 23 knot dan gelombang setinggi dua meter menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat.***