dimadura
Beranda Konten Artis Kata Raim Laode, “Seburuk-buruk Tempat Itu Adalah Sukses!”

Kata Raim Laode, “Seburuk-buruk Tempat Itu Adalah Sukses!”

Raim Laode dalam sesi film ‘Kukira Kau Rumah’ (Istimewa/Doc. Dimadura)

 

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1TARÈKA, DIMADURA – Sukses sering kali tampak seperti tempat yang nyaman—penuh kemewahan, pengakuan, dan kemudahan. Tapi tidak bagi aktor dan musisi Raim Laode. Lewat kisahnya bersama sahabatnya, Prilly Latuconsina, ia membuka mata banyak orang tentang kenyataan di balik kata “sukses”.

“Saya punya teman, namanya Prilly Latuconsina, kita orang satu Instagram Story, kita sebut itu, satu kali saya syuting, ya anggap saya dia orang sukses,” ungkapnya.

Raim, seperti banyak dari kita, sempat terkesima dengan kemudahan yang tampaknya dimiliki mereka yang sudah sukses.

“Kita berpikir, enak banget ya, Prilly satu kali story segitu, puluhan juta, enak banget ya. Orang berpikir sukses itu tempat yang enak. Padahal seburuk-buruk tempat itu adalah sukses,” tuturnya lebih lanjut.

Kalimat itu—“seburuk-buruk tempat itu adalah sukses”—bukan ungkapan kosong. Ia lahir dari pengamatan langsung saat Raim syuting bersama Prilly.

“Saya tahu darimana coba, saya syuting sama dia, dia datang paling pagi daripada kami. Dia baca skrip, belum bertegur sapa, baca skrip, pelajari, dia coret, dia baca ulang, dia ulangi, dia baca ulang, kemudian dia pulang paling lama,” tuturnya.

Raim menyadari bahwa kesuksesan bukan hadir dari kenyamanan, melainkan dari perjuangan tanpa henti dan disiplin yang konsisten. Dan pengakuan itu datang dengan rasa getir.

“Saya lihat pantas, pantas saya miskin. Oh ternyata sukses itu bukan tempat yang nyaman,” tukas Raim menyimpulkan.

Ia kemudian mempertanyakan posisi dirinya, dan menjawabnya sendiri dengan jujur—bukan karena nasib, tapi karena belum pantas.

“(Pertanyaannya, red) Kenapa bukan saya yang sukses? Karena saya pasti tidak pantas ada di posisi itu,” sindirnya.

Baginya, kunci sukses bukanlah bakat semata, melainkan kemampuan berdamai dengan tekanan, repitisi, dan ketidaknyamanan yang terus datang.

“Orang sukses itu, berdamai dengan, ketidaknyamanannya,” tutup Raim Laode.

Cerita Raim Laode di atas bukan cerita tentang Prilly, tapi tentang kita semua yang ingin sukses namun enggan menyelami ketidaknyamanan.

Mungkin sudah waktunya kita bertanya: sudahkah kita pantas?

***

Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.

Follow
Komentar
Bagikan:

Konten Iklan