Tarèka, DIMADURA–Sudah menjadi rahasia umum, bahwa orang Madura ada dimana-mana dan banyak yang sukses.
Hampir di seluruh provinsi di Indonesia pasti ada orang Madura. Tidak hanya di ibukota, bahkan di Arab Saudi pun ada yang namanya Kampung Madura.
Dari saking meratanya, salah seorang pendakwah kondang, Habib Abdul Qodir Ba’abud, sempat melontarkan pertanyaan menarik kepada para jamaahnya.
“Sebutkan nama gunung di Indonesia yang di sana tidak ada orang Maduranya,” tanya Habib Ba’abud, sebagaimana diunggah akun Youtube miliknya, tayang tanggal 22 Agustus tahun 2022 lalu.
“Ukraina, Bib!
Loh yang ngambil selongsongnya peluru habis perang, yang dikirim lewat kontainer itu, kalau bukan orang Madura, siapa itu?” Jawabnya kepada ribuan jamaah.
Dalam akun channel tersebut, Habib Ba’abud kemudian membocorkan rahasia sukses orang Madura. Ia dapatkan rahasia itu dengan cara memuthalaah kitab yang membahas tentang ilmu akidah, akhlak, muamalah dan ilmu cabang lainnya.
Taretan Dimadura tentu penasaran apa saja 3 rahasia tersebut! Namun sebelum menyebutkannya, ada baiknya redaksi sajikan terlebih dahulu bukti kesukesan orang Madura di tanah rantau, ambil contoh di Ibukota.
Orang Madura di Ibukota
Bicara orang Madura di Ibukota, tentu kita tidak boleh hanya melihat mereka yang sukses menjadi penjual kelontong. Lihatlah mereka yang sukses menjadi pejabat tinggi, artis papan atas, juga sastrawan terkenal dan profesi keren lainnya.
Sebut saja contoh orang Madura yang sukses jadi pejabat tinggi atau tokoh politik. Antara lain, MH Said Abdullah (sebagai Ketua Banggar DPR RI), Mahfud MD (Menkopolhukam), Achsanul Qasasi (Anggota BPK RI, owner Madura United), Nurul Ghufron (Wakil Ketua KPK), alm. Artidjo Alkostar (Hakim Agung), dan sebagainya.
Kemudian artis berdarah kelahiran Madura, seperti Imam S Arifin, Jhony Iskandar, Marissa Haque bersama 2 putrinya Soraya Haque dan Shahnaz Haque, Randy Martin Pitono, Dewi Persik, Yus Yunus, Ferrasta Soebardi, Irwan Krisdianto, Ardea Annafianti Cahyani, Firdaus Sanjaya, Lusiyana Jelita, dan lainnya
Dari kalangan penulis atau sastrawan, ada Abdul Hadi WM, Jamal D Rahman, Ahmad Nurullah, Sofyan RH Zaid, Bernando J Sujibto, dan lain sebagainya yang tidak mungkin redaksi sebutkan semuanya di sini
D Zawawi Imron tidak redaksi sebut karena–walaupun sering diundang ke luar Madura bahkan luar negeri–ia tetap berdomisili dan mengabdi di tanah kelahirannya, Batang-Batang Sumenep Madura Jawa Timur.
Ya, penjabaran di atas adalah secuil bukti bahwa betapa tanah Madura telah melahirkan banyak tokoh tenar di ibukota, bahkan terkenal hingga ke luar negeri.
Mengapa bisa demikian? Habib Abdul Qodir Ba’abud atau yang akrab dipanggil Habib Ba’abud membocorkan rahasia sukses orang Madura sebagai berikut.
Rahasia Sukses Orang Madura
“Orang Madura itu saya selidiki, kok bisa mereka ini sukses dimana-mana? Nggak tahunya saya temukan, sangunya orang Madura itu ada di 3 perkataan,” ungkapnya, mengutip pernyataan Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Habib Imam Al-Haddad mengatakan, “Man ishtahaba fī safarihī tsalātsa asy-yā’ anjahat“. Artinya: siapa orang yang ketika dia merantau, sangunya ada 3, maka dia akan sukses!
1. Husnul Khuluk (Akhlaknya Bagus)
Mayoritas akhlak orang Madura menurut Habib Ba’abud bagus. Salah satunya, sikap takdzim kepada orang yang lebih tua juga kepada orang yang berilmu.
Orang Madura menurutnya memang keras tetapi tidak sembarang keras. Kalau sudah memutuskan untuk bertengkar, maka itu bulat merupakan sebuah keputusan yang benar-benar matang.
Bagi orang Madura, lurusnya sebuah masalah berada pada bengkoknya celurit! Artinya, kalau belum berkelahi, berarti masalah tersebut belum tuntas sebagai sebuah perkara.
“Oreng Madhurâ mon la atokara, apa ca’en rèng Madhurâ. (Orang Madura kalau sudah mau bertengkar, ya sudah apa kata orang Madura),” terang Habib Ba’abud.
“Mon ta’ dhâlâ akèkèt, ta’ marè masala ghellâ’ (Jika belum berkelahi, belum selesai masalah tadi),” tegasnya.
Namun demikian, senjata celurit orang Madura digunakan hanya jika ada masalah yang tak dapat ditolerir secara agama dan kemanusiaan.
Seperti jika ada yang mengganggu istrinya, gurunya atau orangtuanya. Maka barulah orang Madura dengan tegas menggunakannya.
Kalau kita tarik inti penjelasan di atas, maka poin pertama rahasia sukses orang Madura adalah prinsip dan sifat mereka yang keras tapi tegas dalam memutuskan segala hal.
Itulah kenapa dimana-mana orang Madura terkenal dengan karakternya yang keras tapi penuh moralitas (tegas). Mereka senantiasa siap menghadapi segala keadaan yang sedang maupun yang akan menimpa dirinya.
2. As-Shiddiq (Jujur)
Kenapa orang Madura bisa menyebar kemana-mana dan mempunyai banyak teman?
Menjawab pertanyaan di atas, Habib Ba’abud menceritakan, bahwa dirinya punya teman di Madura, seorang Bos berumur 35th.
“Nggak bisa baca nggak bisa nulis. Tapi dia sekarang (jadi, red) Bos Minyak, Bos Elpiji, kaya dia, kenapa?”
Karena prinsip yang dipegang sepanjang jalan hidupnya adalah lidahnya. Jadi, lanjut Habib, orang kalau jujur akan diangkat derajatnya ke maqam yang tinggi.
Sebab, mengutip sebuah pesan ulama terdahulu: As-shiddiequ madliyya; Kejujuran adalah kendaraan yang akan membawamu ke derajat yang tinggi.
“Percuma seseorang yang menempuh perguruan tinggi tetapi suka berbohong. Molèna, jhuwâl ès ḍung ḍung, kakèh. Pulangnya… (lulus kuliah, red) kamu akan jadi penjual es dung dung,” katanya.
Dalam artian, apa yang diusahakan tidak bakal berbuah bagus atau tidak sepadan dengan jerih payah menempuh pendidikan dari sejak SD hingga program Doktor sekalipun.
Dulu, Habib menambahkan, orang Madura banyak yang bodoh karena sedikit yang bersekolah.
Dalam sejarahnya, sebelum kehadiran Syeikh Ahmad Baidhawi Katandur (red), tanah Madura merupakan tanah yang keras (tana lakè’, dalam istilah bahasa Madura), sulit untuk ditanami tetumbuhan karena sulit air.
“Jangankan mau nyekolahkan anak, ngasi makan anak itu sudah untung. Itu orang Madura banyak yang bodoh dulu. Tapi walaupun bodoh, lidah mereka pegang, nggak suka berbohong,” simpulnya.
Itulah alasan kenapa orang Madura diterima di segala lapisan masyarakat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3. Ibadahnya Bagus
Habib Ba’abud menyebutkan hal yang ketiga adalah ibadah orang Madura yang bagus. Salah satu buktinya dilambangkan dengan adanya kobhung atau langgar didepan rumah orang-orang Madura.
Suatu ketika saat ke Madura, beliau sempat bertanya kepada penduduk sekitar mengapa kok memilih bangun kobhung daripada rumah anak atau toko?
Jawaban mereka kata Habib adalah karena dalam persepsi orang Madura, mereka tidak dikatakan kaya kalau tidak punya kobhung. “Habib.. kami tidak akan dikatakan kaya, kecuali kalau di depan rumahnya ada langgarnya.”
“Sebaliknya, jika rumahnya bagus, tapi di depan rumahnya tidak da langgar, maka dikatakan miskin.” Itulah 3 rahasia sukses orang Madura.
Selain 3 hal di atas, orang Madura juga terkenal dengan totalitas dan loyalitasnya dalam segala hal. Saat hendak merantau, orang Madura hanya berbekal niat yang kuat, keberanian dan pasrah (tekad).
Kalau mau merantau, kata Habib Ba’abud, orang Madura hanya membawa koper yang berisi baju dan sarung, “bahkan maaf, kadang tidak membawa celana dalam,” sebutnya setengah berkelakar.
Ini adalah poin tambahan dari 3 rahasia sukses orang Madura. Jadi, dengan memegang teguh niat dan tekad yang penuh pasrah, berarti orang Madura telah berbaik sangka kepada Allah. Sehingga mereka pun mendapat pertolonganNya.
***