SumenepTomang

Perairan Desa Ambat Pamekasan Makan Korban, 1 Penumpang Perahu Dayung Belum Ditemukan

Avatar Of Dimadura
352
×

Perairan Desa Ambat Pamekasan Makan Korban, 1 Penumpang Perahu Dayung Belum Ditemukan

Sebarkan artikel ini
Img 20250105 Wa0028

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, PAMEKASAN – Insiden tenggelamnya perahu dayung di perairan Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, memicu gerak kompak tim SAR gabungan untuk mencari Darwin, korban yang hingga kini belum ditemukan.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (4/1/2025), melibatkan dua orang, yaitu Darwin dan Zen Abdurrahman, yang dilaporkan sedang memancing di tengah laut.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Harga Booking Di Myze Hotel
Contact Me at: 082333811209

Kapolres Pamekasan AKBP Jazuli Dani Iriawan melalui Kasihumas AKP Sri Sugiarto membenarkan insiden tersebut.

“Kejadian itu diketahui pada hari Sabtu, 4 Januari 2025, sekira pukul 19.00 WIB, ketika salah satu korban yang selamat, Zen Abdurrahman, ditolong oleh nelayan yang kebetulan melintas dan membawanya ke pantai,” jelas AKP Sri Sugiarto dalam rilis yang diterima media ini.

Sri Sugiarto lanjut menceritakan bahwa setelah perahu dayung yang ditumpangi karam, Zen pulang sendiri ke rumahnya, “namun karena pingsan, keluarganya membawa ke Puskesmas Tlanakan untuk dirawat,” ungkapnya.

Menurut keterangan Zen, perahu dayung yang ia gunakan bersama Darwin mulai karam sekitar pukul 14.00 WIB.

Zen mengaku berhasil selamat berkat pertolongan nelayan, tetapi Darwin hingga kini belum ditemukan.

Kasat Polairud Polres Pamekasan, Ipda Isrok Wahyudi, menyatakan bahwa pencarian korban dilakukan melalui dua jalur, yakni laut dan darat.

“Kami dibantu Pos SAR Pasongsongan, Sumenep, Babinpotmar TNI AL, Tim Basarnas Sumenep, dan Tim FRPB Pamekasan melakukan pencarian di sekitar perairan Desa Ambat. Tim dibagi dua, yaitu tim pencarian melalui laut dan darat,” jelasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Darwin belum ditemukan. “Mari kita doakan semoga tim dapat segera menemukannya,” tutup Ipda Isrok Wahyudi.

Pencarian terus dilakukan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, meskipun tantangan cuaca dan kondisi medan menjadi hambatan utama.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *