NEWS SUMENEP—Ketua DPD Partai Nasdem Sumenep, Moh Hosni, angkat suara soal sejumlah dugaan persoalan dari 5 petinggi DPC dan demisioner Bendahara Umum (Bendum) Taufiqurrahman. Menurut Ketua DPD Moh Hosni, mereka semua bukan kader militan partai Nasdem.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bendum Taufiqurrahman melayangkan Surat Pernyataan ke kantor Bakesbangpol Sumenep, Rabu (22/5) siang, diantarkan oleh 4 petinggi dewan pengurus cabang atau DPC.
Mereka antara lain, Ketua DPC Nasdem Guluk-guluk Damiri, Ketua DPC Nasdem Saronggi Ahmad Zaini, Ketua DPC Kalianget Misnadin, dan Sekretaris DPC Pragaan Anasrullah.
Hasil pengamatan wartawan media ini, beberapa persoalan yang menjadi penyebab gejolak di tubuh Nasdem Sumenep antara lain karena adanya dugaan penggelapan dana banpol, dugaan jabatan bendahara umum yang tidak difungsikan sebagaimana tupoksinya, penilaian bahwa Ketua DPD Moh Hosni kurang mengayomi kader hingga berujung pembubaran grup WhatsApp KGN Cabang Sumenep.
Selengkapnya, berikut ini laporan lengkap pernyataan Bendum Taufiqurrahman, aspirasi 3 petinggi DPC dan klarifikasi dari Ketua DPD Nasdem Sumenep, Moh Hosni.
Pernyataan Bendahara Umum DPD Nasdem Sumenep
Dalam surat pernyataan tersebut, Bendum Taufiq menyatakan, Ketua Moh Hosni tidak pernah melibatkan dirinya dalam pengelolaan keuangan partai, termasuk dalam hal pengurusan pencairan dana bantuan partai politik (Dana Banpol) khusus DPD Partai Nasdem Sumenep.
“Selama saya menjadi Bendahara Umum DPD Partai Nasdem Sumenep tidak pernah menandatangani surat-surat tentang keuangan, termasuk dana Banpol dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, baik pencairan ke bank ataupun pengelolaannya, termasuk juga SPJ yang disampaikan ke Bakesbangpol,” demikian isi sebagian Surat Pernyataan tersebut, Rabu (22/5) siang.
Melalui Surat Pernyataan itu, Taufiqurrahman melaporkan kepada pihak Badan Kesatuan Bangsa Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep mengenai kondisi internal DPD Nasdem Sumenep. Ia meminta pihak Bakesbangpol agar tidak mencairkan dana banpol khusus partai Nasdem Sumenep hingga Ketua DPD Moh Hosni melakukan sikap transparansi kepada seluruh pengurus DPC dan DPD.
“Demi amannya dana Banpol, maka kami mohon kepada Bakesbangpol Kabupaten Sumenep untuk tidak mencairkan dana Banpol tahun 2024 sampai Bapak Hosni selaku Ketua DPD Partai Nasdem Sumenep memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan semua pengurus DPD dan DPC se Kebupaten Sumenep,” tulis Bendum Taufiqurrahman.
Komentar Ketua DPC Nasdem Guluk-guluk
Diwawancara usai mengantarkan surat pernyataan ke kantor Bakesbangpol Sumenep, Ketua DPC Nasdem Guluk-guluk, Damiri, selain menegaskan maksud isi dalam Surat Pernyataan, ia juga mempertanyakan aliran dana di rekening DPD Partai Nasdem Sumenep.
“Jadi pada intinya, kedatangan kami ke Bakesbangpol Sumenep ini untuk memberitahukan bahwa Bendahara Umum DPD Partai Nasdem tidak pernah dilibatkan soal pencairan dana Banpol selama 4 tahun,” katanya, Rabu (22/5).
Menurut kabar yang Damiri terima, selama Moh Hosni menjabat sebagai Ketua DPD Nasdem Sumenep, rekening partai masih nol rupiah alias tidak ada saldo masuk. Padahal berdasarkan hasil klarifikasinya ke pihak Bakesbangpol, Dana Banpol khusus DPD Nasdem Sumenep cair setiap tahun.
“Masak Hosni menjabat sudah satu periode isi rekening partai itu tidak ada. Patut diduga tanda tangan bendahara itu dipalsukan. Padahal mulai tahun 2020 hingga 2023 itu dana Banpol cair terus,” katanya.
Selama kepemimpinan Moh Hosni, Damiri juga mengaku tidak pernah mendapatkan pendidikan politik dengan sumber anggaran dari Dana Banpol.
“Nggak ada pengkaderan di Nasdem itu. Tapi, para DPC itu bergerak sendiri demi membesarkan partai. Contohnya, mencari calon anggota, itu kami berjalan sendiri untuk memenuhi struktur partai,” tandasnya.
Aspirasi Ketua DPC Nasdem Batuputih
Mengutip MaduraPost dan KanalNews, Ketua DPC Nasdem Batuputih, Abul A’la juga menyampaikan aspirasinya soal sikap Ketua DPD Partai Nasdem Sumenep. Menurut dia, sebagai pemimpin partai, Moh Hosni dinilai kurang transparan soal keuangan dan bersikap otoriter terhadap para anggotanya.
“Seandainya Ketua DPD Partai Nasdem transparansi kepada semua pengurus DPC, kami bisa memaklumi. Tapi ini tidak ada kejelasan sama sekali,” tutur dia, Senin (20/5).
Abul A’la juga menceritakan bahwa setiap kali ada rapat atau pertemuan, para pengurus DPC melakukan urunan untuk mendapatkan konsumsi. “Kami kadang itu urunan saat ada pertemuan partai,” ujarnya.
Sebelum menutup keterangan, ia juga mempertanyakan soal dikeluarkannya sejumlah pengurus DPC dari grup WhatApp DPD Nasdem (KGN Cabang Sumenep).
“Baru-baru ini, kami setelah ada pemberontakan, semua Ketua DPC dikelurkan dari internal grup DPD. Itu grupnya ditutup dan kami diberhentikan secara sepihak,” kata Abul A’la dalam keterangannya pada media, Selasa (21/5).
“Politik memang begitu, jadi saya tidak heran lagi, tapi ini teman-teman sudah menggerutu semua dan akan memberontak,” pungkas dia menambahkan.
Suara Ketua DPC Nasdem Kalianget
Ikut mengomentari persoalan di atas, Ketua DPC Partai Nasdem Kecamatan Kalianget, Misnadin, menduga ada permainan rahasia di struktural pengurus DPD Partai Nasdem Sumenep.
“Penjelasan dari Ketua DPD itu tidak ada bantuan apapun, meskipun dari parpol atau pun dari dewan. Saya nggak bisa bilang anggota dewannya siapa namanya, yang jelas ada,” paparnya.
“Bahkan Ketua DPC ini bikin seragam sendiri secara urunan, bukan dapat kucuran dana dari DPD, hanya dijanjikan saja,” aku Ketua PDC Nasdem Kalianget.
Klarifikasi Ketua DPD Nasdem Sumenep
Menanggapi pernyataan Taufiqurrahman dan aspirasi 3 petinggi DPC Nasdem di atas, Ketua DPD Moh Hosni, menegaskan bahwa isi dalam surat pernyataan yang dilayangkan ke Bakesbangpol Sumenep itu tidak benar.
Hosni juga menjawab sejumlah komentar atau aspirasi dari 3 pengurus DPC di atas. Menurutnya, itu muncul karena ada kesalahpahaman. Ia pun meminta kepada pihak-pihak yang bersangkutan agar menunjukkan bukti riil bahwa dirinya melakukan penggelapan dana Banpol.
Soal Dugaan Penggelapan Dana Banpol
Moh. Hosni mengurai soal pengelolaan soal dana banpol yang diterima DPD Partai Nasdem selama ia menjabat sebagai Ketua DPD Nasdem Sumenep. Jika ada dugaan bahwa dirinya menggelapkan dana Banpol, maka menurutnya itu hanyalah fitnah atau kesalahpahaman.
“Kalau saya dikatakan menggelapkan dana banpol dan tidak melibatkan bendahara, itu kan tidak mungkin, yang tandatangan SPJ kan bendahara. Kalau saya nilap berarti bendahara kan juga menilap,” jelas Ketua DPD Moh Hosni, saat dikonfirmasi media ini, Kamis (23/5).
Disampaikan, selama Taufiqurrahman menjabat sebagai Bendahara Umum DPD Nasdem Sumenep, pihaknya mengaku senantiasa melibatkan dirinya, terutama dalam hal keuangan, sebagaimana mestinya tupoksi Bendum Taufiqurrahman.
“Kalau bendahara itu mengatakan tidak pernah dilibatkan itu dimana, wong setiap kali ada rapat pasti diundang kan. Kemudian itu juga bilangnya tidak pernah tanda tangan, bilang empat tahun bahkan, padahal dia menjabat bendahara masih setahun kemarin. Itu kan fitnah dan namanya dia bunuh diri sendiri kan,” katanya.
Menurut pengakuan Moh Hosni, dirinya tidak pernah keluar dari garis prosedural yang telah ditentukan dalam AD-ART Partai Nasdem. “Di Banpol ada tandatangannya bendahara, dan saya ndak pernah mengintervensi bendahara, bisa dicek,” tegasnya.
Tanggapan Aspirasi Pengurus DPC soal Pengelolaan Keuangan DPD
Ketua DPD Nasdem Sumenep, Moh Hosni juga menanggapi apa yang disampaikan oleh Ketua DPC Nasdem Kecamatan Guluk-guluk, Batuputih dan Kalianget.
Soal transparansi pengelolaan keuangan DPD Partai Nasdem Sumenep menurut Hosni adalah hak prioritas intern pengurus DPD. Pengurus DPC tidak perlu mengetahui secara detail apalagi untuk disiarkan ke khalayak publik.
“Soal keuangan DPD, itu bukan ranah pengurus DPC, itu adalah hak internal DPD, yang jelas kita kelola dana itu semua untuk kepentingan partai. Jika pun ingin tahu, kalau benar mereka kader Nasdem, mereka seharusnya konfirmasi ke kantor DPD, kroscek realitanya seperti apa,” tegasnya.
Disampaikan, jika yang bersangkutan adalah kader partai yang militan, seharusnya mereka tidak membicarakan rahasia partai ke khalayak publik. “Apalagi kemudian ada yang bersembunyi di balik layar, dan kalau berbicara di belakang, berarti dia kan bukan pengurus,” tukasnya gamblang.
“Jika benar apa yang difitnahkan kepada saya, misalnya saya meniru tandatangan siapa, silakan tuntut, laporkan dan pidanakan,” pungkas dia menambahkan.
Pembubaran Grup WhatsApp
Terkait pembubaran grup WhatsApp DPD Nasdem Sumenep (KGN Cabang Sumenep), Ketua DPD Moh Hosni mengatakan, itu ia lakukan sebagai sikap tegas seorang pemimpin karena mendapatkan sejumlah percakapan yang tidak baik dan terkesan amoral dari beberapa kader.
“Jadi begini, jika dalam grup medsos suatu organisasi ada yang menyebut nama-nama hewan bukan pada tempatnya, seperti barakay (biawak), anjing, pete’ dan sebagainya,” urai Hosni menjelaskan kondisi sebelum grup DPD Nasdem dibubarkan.
Seorang organisatoris menurutnya harus punya etika atau moral yang baik dan sopan. “Mereka yang bilang pengelolaan dana banpol tidak jelas, berarti dia orang luar Nasdem ya. Makanya grup saya bubarkan, ya karena mereka ramai dan membelot. Harusnya soal partai kita bicarakan secara intern saja,” tegasnya.
Sebelum mengakhiri keterangan, Moh Hosni mengimbau kepada seluruh anggota Partai Nasdem Sumenep agar menjaga nama baik partai. Kader partai Nasdem diminta untuk tidak mudah trprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas dan belum terverifikasi.
Sekadar diketahui, sebelum membubarkan grup WhatsApp DPD dan DPC Partai Nasdem Sumenep, Ketua DPD Partai Nasdem Sumenep, Moh. Hosni, melalui TA DPD Partai, Jakfar, telah menyampaikan pesan kepada seluruh anggota grup sebagai berikut:
As.wb. terimakasih bnyak yg setinggi tinggi nya kepada pengurus nasdem 2020-2024 atas didikasih perjuangan nya kk. begitupula saya sebagai ketua partai nasdem semenep dan atas nama peribadi sebagai manusia biasa mohon beribu maaf atas segala salah dan khilaf saya baik disengaja maupun yg tidak disengaja.
Sesuai dg SK baru DPD Partai NasDem kabupaten sumenep, maka group ini kami tutup, terima kasih kepada semua kk DPD yang sdah berjuang membesarkan NasDem sumenep, serta mohon dimaafkan atas segala bentuk kekurangan & kekhilafan trutama saya (Admin),” sambungnya lebih lanjut.
As.wb. terimaksih bnyak kepada pengurus DPC lama, selama ini bersama dengan saya… pabilah ada salah saya sebagai manusia biasa mohon beribu maaf.. dimanapun kita berada kita bersaudara tidak bisa ditukar dengan apapun… sekali lagi mohon beribu maaaf.
Respon (1)