NEWS SUMENEP – Masuk bulan Juni, banyak pihak masih ragu menentukan sikap, Pondok Pesantren Annuqayah justru tampil solid dan tegas.
Dalam nuansa kebersamaan yang kuat, dukungan penuh diberikan kepada Kiai Ali Fikri untuk maju merebut posisi Sumenep 1 di Pilkada 2024 bulan November mendatang.
Keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Annuqayah Guluk-Guluk menunjukkan kekompakannya dengan merestui putra terbaiknya, KH Muhammad Ali Fikri A Warits Ilyas, agar tetap semangat.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu kiai muda, yakni KH Moh Naqib Hasan. Menurutnya, dukungan keluarga pesantren sudah bulat, bahkan 95 persen merestui pria yang karib disapa Mas Kiai maju sebagai bakal calon bupati.
“Kami mengapresiasi keseriusan Kiai Fikri,” ungkap Kiai Naqib kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, rekom partai masih ngambang di persimpangan keputusan. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana kekuatan komunal dan keyakinan yang kokoh mampu menegaskan pilihan di tengah ketidakpastian politik.
Kiai Naqib mengungkapkan bahwa para masyayikh di Ponpes Annuqayah sering mengadakan pertemuan rutin, khususnya untuk menyerap aspirasi dan memberikan masukan kepada Mas Kiai mengenai pilkada.
“Tinggal dengan para masyayikh sepuh. Insya Allah tinggal satu pertemuan lagi,” katanya.
BACA JUGA: Pelantikan 3 PPS Hasil PAW, Rahbini: Buzairi Mundur Alasan Stabilitas
Sikap Annuqayah terhadap Pilkada tahun ini menurutnya berbeda dengan Pilkada tahun sebelumnya. Pada kontestasi politik tahun 2020 lalu, masyarakat terpecah dalam pandangan mereka masing-masing. Tahun ini situasinya berbeda, satu-satunya putra terbaik yang akan berkompetisi hanyalah Kiai Ali Fikri A Warits.
“Dukungan kami murni bersifat kekeluargaan, bukan secara institusional. Kami bukan partai politik,” kata Kiai Naqib.
Lanjut kata Kiai Naqib, pertemuan rutin tersebut diadakan untuk secara langsung menilai dan mendengarkan komitmen Kiai Ali Fikri dalam perebutan kursi Sumenep 1. Fokus pertemuan lebih mengarah pada pembahasan seputar gagasan, ide, dan visi yang dibawa oleh Kiai Ali Fikri.
“Belum pada strategi, atau bagaimana sistem politik dan pemerintahan yang akan dijalankan. Kami hanya mendengar dan memberi masukan. Itu intinya,” jelas Kiai Nqib menutup keterangan.***