NEWS SUMENEP – Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep bekerja sama dengan pemerintah desa (Pemdes) dan pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) untuk menurunkan angka anak tidak sekolah (ATS).
Hingga 10 Juni 2024, tercatat 405 ATS di 13 PKBM. Jumlah ini diperkirakan bertambah setelah verifikasi di 35 PKBM lainnya.
Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep mulai awal tahun intensif melakukan sosialisasi.
Kolaborasi Disdik dengan Pemdes dan PKBM ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka ATS.
Sebagaimana diketahui, penurunan angka ATS di Kabupaten Sumenep merupakan program prioritas Pemkab Sumenep.
BACA JUGA: Karutan Sumenep Ungkap Cara Menafkahi Keluarga dari dalam Penjara
Faktor ekonomi, sosial, dan budaya menjadi penyebab utama tingginya ATS.
Hal itu dapat dilihat dari data penduduk migrasi, kondisi geografis, dan perkawinan dini dimana dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan data yang cukup signifikan.
Kabid PAUD dan PNF Lisa Bertha Soetedjo Disdik Sumenep, melalui Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter PAUD dan PNF, Akhmad Supiyanto, mengatakan, verifikasi akan dimulai pada bulan Juli 2024.
“Hal ini sebagai langkah awal dalam percepatan penurunan ATS di Kabupaten Sumenep dan akan kami mulai Juli yang akan datang dengan dana dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),” jelas Supiyanto, Selasa (11/6).
Kerja sama ini juga melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) seperti Dispendukcapil, Dinsos P3A, DPMD, dan BPS untuk validasi data. Sebagian besar ATS berasal dari Kecamatan Saronggi, Batang-Batang, dan Ambunten.
Ia menegaskan, tingginya angka ATS di Kabupaten Sumenep menurutnya karena pengaruh faktor ekonomi, sosial dan budaya, termasuk migrasi dan perkawinan dini.
“Jadi ada banyak faktor terjadinya ATS, kami terus mengupayakan agar lebih menurun,” simpul Supiyanto menutup keterangan.***