TOMANG, SUMENEP – Sejumlah desa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengalami musim kemarau berkepanjangan atau El Nino. Akibatnya, beberapa wilayah yang rentan dilanda bencana kekeringan mengalami krisis air bersih.
Sebagaimana dilansir RRI, Sekretaris BPBD Kabupaten Sumenep Abd. Kadir mengatakan, saat ini terdapat tambahan 8 desa yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih. Data semula berjumlah 51 desa, tersebar di 19 kecamatan.
“Ada 8 desa yang sekarang juga mengalami kekeringan. Jadi ada tambahan dari jumlah sebelumnya. Karena kondisi cuaca yang seperti ini, jadi beberapa desa juga mengalami kekeringan,” kata Abd Kadir kepada wartawan RRI Sumenep, Senin (23/10).
Tambahan 8 desa yang terdampak cuaca El Nino tersebut antara lain, Desa Nyabakan Timur, Totosan, Kolpo dan Lenteng Barat. Kemudian Desa Gadu Barat, Sentol Daya, Sentol Laok dan Gedang-Gedang.
Kondisi di atas mendorong kerjasama BRI Cabang Sumenep dengan Kodim 0827 setempat untuk melakukan pendistribusian air bersih.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), melalui program ‘BRI Peduli Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan’, BRI Sumenep bersama Kodim 0827 turut meringankan kerja BPBD setempat dengan turut menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa terdampak.
Bantuan diserahkan langsung secara simbolis oleh Kepala BRI Branch Office Sumenep, Heru H kepada Kepala Desa Lenteng Barat, Afan Afandi, diwakili sekertaris desa setempat, Halili, Rabu (25/10) siang.
Heru menyampaikan, penyaluran bantuan air bersih ini merupakan wujud kepedulian BRI untuk beberapa daerah di Kabupaten Sumenep yang sedang mengalami krisis air bersih.
“Bantuan sosial seperti ini saya rasa penting, ini merupakan salah satu wujud kepedulian BRI kepada masyarakat. Karena dampak El Nino, sejumlah desa sudah mulai benar-benar mengalami krisis air bersih,” ungkap Heru.
Di tempat yang sama, Supervisor BRI Cabang Sumenep, Ihwan mengatakan, pendistribusian bantuan air bersih di Lenteng Barat ini merupakan titik ketiga dari rundown program BRI Peduli.
“Jadi untuk yang dari BRI itu, kita sudah ke Basoka, Talango dan ke sini (Lenteng Barat, red). Selebihnya kami pasrahkan ke Kodim (0827). Jadi Kodim bersama petugas dari BPBD Kabupaten Sumenep juga bergerak secara terpisah,” ,” kata Ihwan kepada media ini.
Ihwan lebih lanjut mengungkapkan bahwa program BRI Peduli setiap tahun tidak mesti berupa bantuan penanganan bencana kekeringan.
“Jadi program BRI Peduli setiap tahun pasti selalu ada lah, tapi dalam bentuk yang berbeda, tidak menentu pada bantuan air bersih,” tambahnya.
Bantuan ini menurutnya semata demi meringankan beban masyarakat yang saat ini tengah membutuhkan air bersih karena dampak El Nino.
“Kalau kami untuk menyelesaikan itu terlalu berlebihan, hanya meringankan beban masyarakat yang terkena dampak El Nino ini,” tukasnya.
BACA JUGA: Terus Genjot Kerja Partai, Hanya Ini Target DPC Demokrat Sumenep?
Selama El Nino, pihak BRI menurutnya akan terus mengupayakan pendistribusian bantuan air bersih ke sejumlah desa terdampak dan tetap bekerjasama dengan Kodim 0827 Sumenep.
“Jadi, kita ikut mencoba meringankan beban masyarakat dengan adanya bencana kekeringan ini. Sasarannya adalah desa-desa yang kering kritis, kering langka,” pungkas Ihwan.
Salah seorang warga setempat, Surahma (42), mengaku sangat bersyukur dengan adanya bantuan air bersih.
“Sejak musim kemarau berkepanjangan ini kami memang kesulitan air bersih. Jadi saya sangat berterimakasih, dan semoga program ini terus ada untuk kami,” katanya.
Berdasarkan keterangan dari warga setempat, di dusun ini sebenarnya ada sumber mata air. Hanya saja, ketika musim kemarau tiba, mata air tersebut perlahan sudah mulai mengering.
Ketersediaan tandon air besar yang disediakan atas inisiatif Pemerintah Desa dan Kabupaten menurut Surahma tidak akan cukup untuk digunakan hingga musim penghujan tiba.
BACA JUGA: Klarifikasi BRI Soal Dugaan Penggelapan Pinjaman Dana KUR
Sementara itu, Sekdes Lenteng Barat, Halili menyebutkan bahwa jumlah warga Dusun Padanan saja ada sekitar seribu lima ratus penduduk.
“Total jumlah masyarakat Desa Lenteng Barat sekitar 11 ribu penduduk, terdiri dari 10 dusun, untuk Dusun Padanan itu ada sekitar 1.500 warga,” sebut Sekdes Halili.
Menurut Halili, baru tahun ini Dusun Padanan bagian utara mengalami krisis air bersih.
“Sejak bulan lalu, masyarakat di sana memang gantian untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Tahun-tahun sebelumnya nggak,” ujarnya menambahkan.
Pemkab Sumenep melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat baru menyalurkan air bersih 1 kali saja.
Kebenaran ini dikatakan Halili pasca pihak BRI membantu dalam penyaluran air bersih sebanyak 4 tangki truk air di lokasi.
“Kemarin kami sudah diskusi bersama warga untuk membuat penampungan air bersih, hanya tinggal menunggu kekompakan warga saja,” kata Halili.
Dia mengaku sudah berkirim surat kepada pihak kecamatan yang tembusannya ke kabupaten untuk meminta bantuan air bersih.
Sebab, di desa tersebut sudah 1 bulan mengalami krisis air dan kekeringan panjang. Ia mengaku telah menerima keluhan dari sejumlah warganya itu.
“Insyaallah nantinya akan ada tindak lanjut khusus bantuan air bersih tersebut,” pungkasnya.***