Oleh: Soemarda Paranggana Semacam Prolog Dalam momen tertentu, puisi terkadang menjadi medium yang tak hanya mengungkapkan perasaan dan pemikiran, tetapi juga menjembatani antara dunia nyata dan metafisik si penyair…
Soemarda Paranggana

Puisi Puisi 12 Mei 2024, Soemarda Paranggana
Puisi Puisi Soemarda Paranggna, 12 Mei 2024 BACA JUGA: Puisi Bahasa Madura: “Damar Korong” & “Jang-bajangan, Jang-lajangan” Puisi Bahasa Madura: “Damar Korong” dan “Jang-bajangan, Jang-lajangan” Aku Ingin Memeluk Tumbuh Aku…

Puisi Bahasa Madura: “Damar Korong” dan “Jang-bajangan, Jang-lajangan”
GAGURIDAN, DIMADURA – Puisi merupakan perpaduan antara pengalaman, rasa, logika dan ekspresi kebudayaan dari seorang penyair, dan dalam konteks Bahasa Madura, puisi menjadi cermin kekayaan rasa bahasa dan kearifan lokal…

Apakah Anggaran Pemerintah Harus Habis dalam Satu Tahun?
LONGLONGAN DIMADURAID – Kinerja pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, seringkali diukur dengan keterserapan anggarannya. Hal pernyataan di atas tidaklah salah, karena jika anggaran terserap dengan baik, efektif, efisien dan optimal,…

5 Contoh Puisi Madura, Boleh Kalian Tafsir Bagaimana Saja
SASTRA DIMADURAID – Puisi adalah “mahluk halus” yang mampu mempengaruhi degup hingga gerak alam semesta. Ia ada melintasi batas-batas pemikiran tentang esensi kehidupan, kemanusiaan, bahkan kesederhanaan dalam kesempurnaan. Nah, dalam…

GAGURIDAN: Ce’ Santa’na Sape Berka’
Puisi Madura Gaguridan: Soemarda Paranggana Ce’ santa’na sape berka’ Padha ban mancalla tang ate bakto ngatela’ pamesemma Pekker noro’ ngangsor Nyacae ate se tapengsor Ce’ nyapsabba sape kerrap Berka’ ta’…

PUISI UNTUK PAKDE
PUISI UNTUK PAKDE Kepada D Zawawi Imron Aku melihat burung-burung entah Terbang ke dalam tubuh; tubuh sajakku Kata-kataku berteduh Maknaku jatuh Lembut lebam haru Aku melihat burung-burung entah dalam tubuhku…

MANTAN IPARKU
Terima kasih kuhaturkan | Pada kalian dua perempuan | Yang dikirim oleh Tuhan | Sebagai teman perjalanan |

AMAÈN ḌUM | Bagian 1
“Maḍḍhâ ocol thok-lanthogghâ, ta’ kèra ta’ nèngkong dhika marèna.” Man Supat nantang Kè Asroyo. Kè Asroyo nyaot, “Ḍu ma’ ta’ maḍḍhâ pas ocol, dhika bhândhâr!”