NEWS DIMADURA, SUMENEP–Di tengah komitmen dan kesigapan mereka dalam merespons berbagai potensi bencana, nasib para relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, justru luput dari perhatian serius pemerintah.
Meski berjaga selama 24 jam di seluruh kecamatan, baik wilayah daratan maupun kepulauan, keberadaan mereka belum juga diakui secara formal sebagai bagian dari aparatur negara.
Tagana merupakan relawan sosial di bawah naungan Kementerian Sosial yang bertugas dalam penanggulangan bencana, khususnya pada aspek perlindungan sosial.
Mereka berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi darurat dan kerap menjadi garda terdepan saat bencana terjadi.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, Mustangin, menjelaskan bahwa seluruh kecamatan di wilayahnya sudah memiliki tim Tagana yang aktif.
“Baik di wilayah daratan maupun kepulauan, semuanya sudah terbentuk dan aktif,” ujarnya, Kamis (24/04/2025).
Setiap hari, para relawan Tagana rutin melaporkan kondisi lingkungan sekitar, termasuk prakiraan cuaca dan potensi bencana melalui grup pesan singkat yang dikoordinasikan langsung oleh Dinsos.
Menurut Mustangin, saat bencana terjadi, laporan mereka diteruskan melalui call center 112 dan ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.
“Contohnya saat beberapa daerah mengalami kekeringan ekstrem beberapa waktu lalu, relawan Tagana ikut membantu distribusi air bersih ke wilayah terdampak,” kata Mustangin.
Meski peran mereka begitu krusial, kata Mustangin, bantuan bagi korban bencana tetap menjadi tanggung jawab organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Sementara itu, status para relawan Tagana sendiri hingga kini belum mendapatkan kejelasan, karena belum ada proses pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ataupun Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pihaknya juga menjelaskan, aspirasi untuk pengangkatan para relawan ini sudah sempat disampaikan langsung kepada Kementerian Sosial saat kunjungan kerja ke Kabupaten Bangkalan. Namun hingga kini, belum ada kepastian kelanjutannya.
“Kata Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, pembahasan soal pengangkatan belum dilakukan karena belum tersedia anggarannya,” ujarnya.
Dengan kondisi begitu, Mustangin menyebutkan bahwa relawan Tagana Sumenep terus berjibaku di lapangan dengan semangat pengabdian, meski status dan kesejahteraan mereka belum sepenuhnya diperhatikan oleh negara.***