NEWS SUMENEP – BNI Cabang Sumenep, Madura, Jawa Timur, tengah berada dalam sorotan tajam terkait dugaan manipulasi data kreditur yang membuat geger jagat publik. Oknum BNI Cabang Sumenep diduga melakukan manipulasi data masyarakat secara sistematis, terorganisir, dan terstruktur.
Seorang korban yang meminta namanya dirahasiakan, sebut saja Si Coy, mengungkapkan bagaimana ia menjadi korban dari modus manipulasi data BNI 46 ini. Si Coy menceritakan bahwa namanya dimanfaatkan oleh seorang pejabat di Sumenep untuk melakukan pinjaman dana di BNI pada tahun 2014.
“Saya diperintah pejabat itu untuk pinjam uang sebesar Rp 1,5 miliar bersama sopirnya. Tapi saya diminta untuk mengambil Rp 1 M saja, ya kita terima segitu, dan uang tersebut saya berikan kepada istri si pejabat, berikut sejumlah surat dan buku tabungan BNI,” katanya pada Kamis (18/7).
BACA JUGA: Gaki Jatim Laporkan 60 Merek Rokok Ilegal ke Kemenkeu dan Bea Cukai, Cek Daftarnya!
Beberapa tahun kemudian, Si Coy didatangi pihak BNI Wilayah Jawa Timur yang menanyakan terkait pinjaman tersebut, bahkan debt collector BNI Cabang Sumenep sempat mendatangi rumahnya. Merasa kebingungan, ia hanya mengatakan bahwa dirinya hanyalah korban.
“Bukan saya yang menggunakan uang pinjaman itu, melainkan pejabat ini. Di mana, pejabat ini adalah saudara saya sendiri. Ceritanya, saya bekerja di perusahaan milik saudara saya ini. Dan, saudara saya yang pejabat ini meminjam nama saya untuk syarat mengambil uang kredit makro di BNI Cabang Sumenep,” papar Si Coy.
Setelah kasus ini berjalan, pejabat tersebut malah diam seribu bahasa dan tidak mengakui bahwa dirinya yang meminjam uang tersebut, bahkan menuduh Si Coy sebagai pengguna uang pinjaman itu.
BACA JUGA: Skandal Manipulasi Kredit Miliaran Rupiah BNI Sumenep Terbongkar!
“Malahan, saya yang dituduh telah menggunakan uang miliaran yang dipinjam dari BNI Sumenep oleh pejabat ini,” ujar Si Coy.
Si Coy ingin persoalan ini cepat terselesaikan dengan cara pejabat tersebut mengakui semua perbuatannya, tanpa menjadikan orang-orang sebagai tumbal, termasuk dirinya. “Sempat saya sampaikan kepada pihak BNI, buat apa saya pinjam uang miliaran rupiah, kan waktu itu saya masih jadi karyawan pejabat ini,” ujarnya.
“Oleh sebab itu, saya minta datangkan atasan saya dan istrinya untuk menyampaikan kesaksian terkait dana pinjaman tersebut, agar masalah ini cepat selesai,” imbuhnya.
Namun, pihak BNI Cabang Sumenep tidak mau tahu dari pernyataan Si Coy. Parahnya, BNI Cabang Sumenep meminta Si Coy untuk menjual tanah yang dijadikan jaminan pada kredit makro itu.
“Saya sempat kaget, karena tanah tersebut sudah diatasnamakan saya oleh pejabat ini. Intinya, saat itu pihak BNI meminta saya untuk menjual tanah ini demi melunasi angsuran. Tentu saya tidak berani menjual, karena bukan tanah saya,” kata Si Coy penuh heran.
BACA JUGA: JNT Express Sumenep Bikin Warga Geram: Alasan Berbelit, Paket Tak Sampai
“Dari kasus ini, dikabarkan internal BNI Cabang Sumenep telah melakukan mutasi terhadap sejumlah oknum pegawai yang ditengarai terlibat dalam kasus tersebut, termasuk sosok pimpinan bank tersebut saat itu,” imbuhnya.
Akibat silang sengkarut dinamika ini, nama Si Coy masuk kategori zona merah di BI checking. “Jelas saya dimanfaatkan dan saya merasa dirugikan. Makanya, sepeserpun saya tidak akan bayar ke BNI. Karena saya tidak menggunakan uang itu,” tegas Si Coy.
Berdasarkan informasi dan data yang berhasil dihimpun jurnalis media ini, selain kasus manipulasi kredit makro di atas, muncul dugaan kasus lain berupa kasus manipulasi kredit mikro puluhan miliar di bank terkait.
Temuan data di lapangan, identitas ratusan petani yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumenep diduga telah dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk kepentingan penyaluran kredit mikro puluhan miliar di BNI 46 Sumenep.
Pinjaman puluhan miliar tersebut berupa penyaluran KUR untuk anggota kelompok tani dengan variasi jumlah pinjaman Rp 50 juta dan Rp 100 juta hanya dengan modal KTP, tanpa agunan dan survei.
Saat berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari BNI Cabang Sumenep. Pimpinan BNI Cabang Sumenep sulit ditemui.
“Pimpinan saat ini menemui tamu dan akan berangkat ke luar kota. Silahkan datang kembali hari Senin depan,” kata salah satu petugas Satpam BNI Cabang Sumenep beberapa hari lalu.***
Respon (2)