NEWS DIMADURA, SURABAYA – Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jatim 2024 dianugerahkan kepada sejumlah daerah di Jawa Timur dalam acara “Malam Penganugerahan Kompetisi Film Asli Jawa Timur (KOMFILASI) 2024” yang digelar di Gedung Cak Durasim, Jalan Genteng Kali No. 85, Surabaya, Minggu malam, 8 Desember 2024.
Dua kabupaten dari Pulau Madura, Sumenep dan Pamekasan, turut mengharumkan nama daerah mereka sebagai penerima penghargaan Maestro WBTB Bahasa Madura.
Acara tersebut dihadiri Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, yang secara langsung menyerahkan sertifikat WBTB Jatim 2024 secara simbolis, didampingi Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono.
Turut diundang, Kadisdikbud Jawa Tengah, Kadisbud DI Yogyakarta, dan seluruh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
Sambutan Menteri Kebudayaan RI
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan Jawa Timur memiliki potensi besar untuk berkembang dan maju. Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada para pemenang dan pihak-pihak yang telah mendapatkan sertifikasi warisan budaya.
“Baru-baru ini, kami telah memperkenalkan 213 warisan budaya, yang di antaranya telah terdaftar secara resmi di UNESCO dari lebih 100 negara. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, lebih dari 718 warisan budaya yang telah diakui, termasuk bahasa Madura yang baru saja mendapatkan penghargaan,” ujarnya, sebagaimana dilansir laman web Kominfo Jatim, Senin (9/12/2024).
Menteri Fadli Zon kemudian menyinggung pentingnya pelestarian warisan budaya ini, mengingat dikukuhkannya 3 budaya Indonesia yang baru saja terdaftar di UNESCO, diantaranya yakni Reog Ponorogo pada 3 Desember 2024 dan Kolintang pada 5 Desember 2024.
“Ini menjadikan total budaya Indonesia yang terdaftar di UNESCO menjadi 16, yang sebelumnya hanya 13. Sebelumnya, sudah ada warisan budaya seperti wayang yang diakui pada 2003 sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, serta tari Bali dan Saman,” imbuhnya.
Sambutan Pj Gubernur Jatim
Sementara itu Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono mengatakan mengungkapkan rasa syukur atas penetapan 13 karya budaya asal kabupaten dan kota di Jawa Timur sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan RI pada tahun 2024.
Dengan penambahan ini, kata dia, karya budaya Jawa Timur yang telah diakui sebagai WBTB sejak tahun 2013 total mencapai 112.
“Selamat kepada Bupati, PJ Bupati, dan Walikota yang nanti akan menerima penghargaan dari Bapak Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Dan Reog Ponorogo juga telah diakui sebagai warisan budaya negara dan mendapatkan pengakuan internasional, yang tentu saja juga harus kita syukuri,” ucapnya.
Penetapan WBTB ini, sambung dia, tidak hanya menjadi kebanggaan tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama. Dukungan dari masyarakat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak lainnya sangat penting untuk memastikan budaya-budaya tersebut tetap lestari.
“Penetapan ini menjadi bukti nyata bahwa kekayaan budaya Jawa Timur sangat beragam dan memiliki nilai penting yang layak dilestarikan,” pungkas Pj Gubernur Jatim.
Rasa Syukur Kadisbudpar Jatim
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari berharap, penetapan WBTB Jatim 2024 ini dapat mendorong pelestarian budaya lokal sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya yang berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan budaya Jawa Timur agar tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang,” ucap Evy.
Di hadapan ratusan undangan yang hadir dalam acara “Malam Penghargaan Komfilasi Jatim 2024” ini, Evy juga mengungkapkan rasa syukur atas diakuinya Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO.
“Kami sangat bersyukur atas penghargaan ini. Reog Ponorogo kini resmi mendapat pengakuan dunia sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Hal ini semakin memperkuat posisi budaya Jawa Timur di kancah internasional,” tutup Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari.
Komitmen Pelestarian Budaya Wakil Madura
Sumenep diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar), Mohamad Iksan, yang menggantikan H. Abdir Arifin, penggagas sekaligus pembina Komunitas Abdhi Dhâlem Songennep.
Kepada media ini, Kadis Mohamad Iksan mengutarakan bahwa prestasi ini adalah berkat peran pemerintah daerah dan komunitas lokal yang eksis serta bersemangat dalam melestarikan budaya.
“Kita harus menjadikan budaya sebagai daya ungkit ekonomi berbasis kearifan lokal, sekaligus menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” komitmen Kadisbudporapar Sumenep.
Sementara itu, Pamekasan diwakili oleh Kadisdikbud Pamekasan, Mohamad Alwi, yang menggantikan Dr. Hafid Effendy, M.Pd dari Komunitas Pakem Maddhu.
Alwi mengungkapkan rasa bangganya atas pengakuan terhadap Bahasa Madura sebagai salah satu WBTB. “Ini bukan hanya pelestarian, tetapi juga komitmen untuk menjadikan Bahasa Madura sebagai identitas kuat masyarakat Pamekasan dan Madura secara umum,” jelasnya.
Daftar Penerima WBTB Jatim 2024
Berikut daftar penerima penghargaan Maestro WBTB Jatim 2024:
- Tuban – Ampo Tuban (Mbah Rasimah)
- Bojonegoro – Kerupuk Abang Ijo (Anton Indarno)
- Pamekasan dan Sumenep – Bahasa Madura – (Dr. Moh. Hafid Effendy, M.Pd; H. Abdir Arifin)
- Trenggalek – Baritan (Guntoyo)
- Trenggalek – Bersih Dam Bagong (Sunu)
- Trenggalek – Kupatan Durenan (KH. Abdul Fattah Muin, Murdianto)
- Lumajang – Krecek Bung (Edi Santoso)
- Gresik – Pudak (Suharsih)
- Gresik – Dhurung Bawean (Jailani, Burhanuddin Asnawi)
- Jombang – Tari Remo Boletan (Suhartono)
- Blitar – Jaranan Jur Ngasinan (Budi Santoso)
- Situbondo – Roma Tabing Tongkok (Bahtar, Moh Tonil)
- Pasuruan – Penanggalan Tengger (Romo Dukun Pandito Eko Warnoto)
Harapan dan Penutup
Saat sambutan, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, juga sempat menyampaikan pentingnya menjaga keberlanjutan WBTB agar generasi muda turut mengenal dan mencintai budaya daerah.
“Dengan WBTB Jatim 2024 ini, mari kita jadikan budaya sebagai warisan yang tak hanya membanggakan tetapi juga mendunia,” katanya penuh harap.
Acara diakhiri dengan penampilan seni tradisional, foto bersama seluruh penerima penghargaan, dan apresiasi mendalam kepada para pihak yang berperan aktif dalam pelestarian budaya.
WBTB Jatim 2024 menjadi momentum penting untuk terus mengukuhkan warisan budaya Jawa Timur di kancah internasional.***