SumenepTomang

Aktivis ALARM Gelar Demonstrasi, Desak Pemkab Sumenep Evaluasi 8 Tantangan Ini

Avatar of dimadura
655
×

Aktivis ALARM Gelar Demonstrasi, Desak Pemkab Sumenep Evaluasi 8 Tantangan Ini

Sebarkan artikel ini
DIJAGA KETAT: Korlap Aksi Aktivis ALARM, Syaiful Bahri, saat menyampaikan orasinya (Foto: A Toifur Ali Wafa for dimadura.id)
DIJAGA KETAT: Korlap Aksi Aktivis ALARM, Syaiful Bahri, saat menyampaikan orasinya (Foto: A Toifur Ali Wafa for dimadura.id)

Logo dimadura.idNEWS SUMENEP – Aliansi Pemuda Reformasi Melawan (ALARM) kembali menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Senin tanggal 5 Agustus 2024.

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi ALARM, Syaiful Bahri mengungkapkan sejumlah alasan mengapa mereka turun jalan.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Pasang iklan bisnis dimadura
PASANG BANNER, HUBUNGI KAMI: 082333811209

Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk perlawanan pemuda dan masyarakat terhadap dugaan mangkraknya sejumlah proyek yang dianggarkan dari APBN dan APBD.

“Ini adalah kegagalan kepemimpinan Bupati sejak awal hingga akhir masa jabatannya, kemiskinan ekstrem, Sumenep masih menduduki peringkat tertinggi ketiga se-Jawa Timur,” lantang Syaiful saat orasi.

Ia menuduh ada rekayasa data oleh dinas terkait sehingga menyebabkan bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.

“Lemahnya upaya Bupati dan Wakil Bupati dalam menjalankan delapan program unggulan yang menjadi janji politik Fauzi-Eva ini terkesan hanya omongan kosong menjelang Pilkada yang bakal dihelat bulan depan,” tuturnya.


BACA JUGA:

 

 


Syaiful kemudian menyebut beberapa contoh proyek APBN dan APBD yang hingga saat ini mangkrak, seperti Integrated Cold Storage (ICS) di Desa Longos, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Pasongsongan, dan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) di Kecamatan Guluk-Guluk.

“Proyek-proyek yang menghabiskan miliaran rupiah ini dibangun tidak sesuai perencanaan, sehingga tidak dapat beroperasi. Bupati Sumenep harus bertanggung jawab atas semua proyek APBN dan APBD yang dinilai sebagai pemborosan anggaran,” tegasnya.

Syaiful juga menyoroti Pagelaran Event Sumenep yang menurutnya hanya menjadi euforia bagi kepala dinas dan pegawainya. “Banyak peserta yang dipolitisasi, dan hasil dari event tersebut tidak jelas. Bupati harus rajin mengevaluasi setiap event,” ujarnya.

Tidak hanya itu, mereka juga menuntut Bupati Fauzi dan Wabup Dewi Khalifah agar mempertanggungjawabkan 8 program unggulan mereka. Syaiful menilai 8 janji politik Fauzi-Eva itu samasekali tidak ada yang tercapai secara maksimal.

“Semua ini terjadi karena tidak adanya evaluasi masif dari Bupati Sumenep sebagai pimpinan tertinggi di eksekutif, hanya sibuk dengan pencitraan,” pungkas Korlap Syaiful Bahri.

Berikut ini 8 tuntutan ALARM yang diusung untuk disampaikan kepada Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo atau Wabup Dewi Khalifah.

1. Evaluasi seluruh OPD di Kabupaten Sumenep yang tidak didasari oleh kemampuan dan latar belakang yang sesuai.


BACA JUGA:

Screenshoot Layar Cover Lagu Tambenah Lokah yang diunggah akun Youtube Mutiara ND
Lagu Madura Raddin Manis
Ilustrasi Artikel "Ka'ḍinto 13 Conto Kèjhung Èn-maènan Bhâsa Madhurâ" (Istimewa)

2. Jika Bupati dan Wakil Bupati tidak mampu menyelesaikan mangkraknya serapan APBN dan APBD yang merugikan negara serta masyarakat, sebaiknya tidak berharap untuk kembali memimpin.

3. Segera evaluasi Pagelaran Event Sumenep dan hentikan sementara waktu untuk mengurangi kebocoran anggaran.

4. Stop realisasi anggaran untuk Wirausaha Santri yang tidak menunjukkan output sejak 2021 hingga saat ini.

5. Selamatkan lingkungan Sumenep dari praktik ilegal, seperti tambak udang dan galian C.

6. Lindungi dunia pendidikan dari kekerasan seksual dan berhentikan oknum pendidik yang tidak bermoral.

7. Stop realisasi anggaran Kawasan Industri Hasil Tembakau yang tidak memiliki masterplan dan perencanaan jelas.

8. Segera manfaatkan proyek APBN yang sudah selesai dikerjakan dengan sebaik mungkin.

Pantauan di lokasi, aksi ini berlangsung damai. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, Abd Madjid, bersama 4 pejabat lainnya sempat menemui massa aksi ALARM yang dijaga ketat aparat kepolisian.

Akan tetapi, massa aksi menolak dan tidak memberikan kesempatan kepada pejabat terkait untuk menyampaikan keterangan. Massa aksi membubarkan diri karena alasan tidak ditemui oleh Bupati Fauzi atau Wabup Nyai Eva.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *