NEWS DIMADURA, SUMENEP – Kasus dugaan pemotongan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura masih teka-teki. Pihak rektorat berdalih tidak ada praktik dugaan pemotongan KIP mahasiswa di lingkungan UNIBA Madura.
Di sisi lain, isu ini terus menjadi perbincangan hangat setelah kembali viral di media sosial—menyeret nama sejumlah oknum yang diduga terlibat dalam praktik dugaan pemotongan dana bantuan pendidikan tersebut.
Potret Program KIP di UNIBA Madura
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, program KIP di UNIBA terbagi dalam dua skema. Skema 1 mencakup biaya pendidikan sebesar Rp2.400.000 dan biaya hidup Rp2.400.000 per semester, dengan total Rp4.800.000. Sementara itu, Skema 2 hanya mencakup biaya pendidikan sebesar Rp2.400.000 per semester.
Pada tahun 2023, terdapat laporan bahwa mahasiswa penerima KIP, baik Skema 1 maupun Skema 2, sempat tidak menerima dana pada pencairan tahap pertama. Dana tersebut diduga mengalir ke sejumlah pihak yang mengaku sebagai perekomendasi atau “joki.”
“Masalah itu sudah viral dari tahun kemarin, hampir 70% penerima KIP tahun 2023 kemarin itu, bahkan untuk semester 1 tidak dicairkan. Informasinya, pencairan pertama full untuk oknum² di atas, seperti kating (kakak tingkat), ketum ormek, dosen dan lain-lain, yang merekomendasikan mahasiswa tersebut mendapatkan KIP,” ungkap seorang mahasiswa UNIBA yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Beberapa mahasiswa bahkan mengungkapkan bahwa dana mereka dipotong dengan dalih “seikhlasnya” oleh oknum joki setelah pencairan dana.
“Dari total uang KIP yang diterima, ada mahasiswa yang menyerahkan uang hingga Rp1 juta atau lebih kepada si oknum,” tambahnya.
Klarifikasi dari Kampus
Menanggapi isu tersebut, Warek I UNIBA Madura, Budi Suswanto, menyampaikan alibi dengan membantah bahwa tidak adanya praktik pemotongan dana KIP di kampusnya.
“Tidak ada KIP itu pemotongan atau bahkan intervensi memberikan level si A dan si B, nggak ada,” ujarnya, Jumat (10/1/2025).
Menurut Budi, seluruh dana biaya hidup dari KIP langsung masuk ke rekening masing-masing mahasiswa tanpa melalui pihak kampus.
“Waktu itu bahkan Pak Rektor jalan dan tanya satu-satu siapa yang menerima atau yang meminta. Semua mahasiswa dihadirkan, ditanya, dan hasilnya semua bungkam. Nggak ada,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan logika dugaan pemotongan dana tersebut. “Piye to temen-temen mintaknya, bisakah pihak kampus minta, saya misalkan Warek 1 minta, aku juga bingung caranya gimana? Proses permintaan itu gimana? Saya malah juga kepengen tahu kalau itu memang ada pemotongan,” tukasnya.
Budi menjelaskan, jika ada bukti konkret, pihak kampus siap menyerahkan kasus ini ke aparat penegak hukum. “Kalau memang ada dan terbukti, kami sendiri yang akan menyerahkan ke pihak berwajib,” katanya.
Di tempat yang sama, Rektor UNIBA Madura, Rahmad Hidayat, juga memberikan klarifikasi serupa. Ia memastikan bahwa semua dana KIP langsung dicairkan pemerintah ke rekening mahasiswa.
“Semua pencairan dari pemerintah langsung ke rekening mahasiswa, tidak ada yang nyangkut di kami,” jelasnya.
Rahmad kemudian menjelaskan bahwa mahasiswa penerima KIP Skema 1 menggunakan rekening BRILink yang disediakan langsung oleh Dikti. “Sementara untuk Skema 2, hanya UKT saja, itu langsung masuk ke rekening UNIBA,” tambahnya.
Seleksi dan Isu Administrasi
Budi menambahkan, beberapa mahasiswa tidak lolos seleksi KIP karena kendala administrasi dan kategori lulusan sekolah swasta. “Kalau mereka yang lulusan SMA Negeri, kecenderungan tidak ada kendala di level administrasi sehingga lancar,” katanya.
Namun, Budi mencurigai bahwa isu negatif ini muncul dari mahasiswa pengganti penerima KIP yang tidak lolos pada tahap sebelumnya. “Saya khawatir, yang pengganti ini yang bikin cerita,” ujarnya.
Sekadar diketahui, jumlah mahasiswa penerima KIP di UNIBA Madura mengalami kemerosotan cukup tajam.
Rektor Rahmad menyebutkan, jumlah penerima KIP Skema 1 dan 2 pada tahun 2023 mencapai 399 mahasiswa, sedangkan tahun 2024 tercatat ada 181 mahasiswa. “Nggak ada yang skema 2, itu semuanya Skema 1,” tutup Rektor UNIBA Madura.***