SUMENEP – Event Madura Night Vaganza 2024, yang digelar oleh Pemkab Sumenep di GOR A Yani Pangligur, menuai sorotan publik terkait biaya sewa stand pameran.
Meskipun acara ini telah didukung dengan anggaran APBD sebesar Rp 200 juta, panitia masih memungut biaya sewa hingga Rp 1,5 juta per stand.
Salah satu peserta yang berinisial S mengungkapkan, “Iya mas, untuk bisa ikut di acara harus bayar pendaftaran sebesar 1,5 juta, fasilitasnya hanya tenda sama listrik saja,” ucapnya pada Kamis (5/9/2024).
Senada dengan itu, peserta lain yang berinisial R menyampaikan hal serupa.
“Untuk satu tenda ini 1,5 juta, jadi kalau misal kita butuh dua tenda atau lebih, tinggal mengalikan saja. Belum lagi dekorasinya, bisa menghabiskan hingga 10 juta,” katanya.
Ironisnya, pelaku UMKM lokal yang turut serta dalam acara ini juga dikenakan biaya.
“Kami ditarik biaya 850 ribu rupiah. Fasilitasnya sama dengan stand lainnya, hanya tenda dan listrik saja,” ujar salah satu pelaku UMKM.
Menanggapi kabar ini, Sugeng, Event Organizer (EO) Madura Night Vaganza, membenarkan bahwa biaya pendaftaran untuk OPD dan kecamatan adalah Rp 1,5 juta per stand. Namun, ia mengaku tidak mengetahui detail biaya untuk UMKM.
“Kalau yang UMKM saya tidak tahu berapa pendaftaran atau sewa tendanya. Saya hanya bertanggung jawab untuk OPD,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan, menyebutkan bahwa pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta untuk mendukung pelaksanaan event ini.
“Anggarannya sekitar 200 jutaan. Sewa lapangan hanya Rp 500 ribu per hari selama 10 hari,” terangnya.
Ketua SMSI Sumenep, Wahyudi, mengkritik kebijakan penarikan sewa stand yang dinilai tidak wajar.
“Acara ini sudah ada anggarannya sebesar 200 juta. Lalu buat apa masih ada sewa tenda hingga 1,5 juta? Apalagi, pelaku UMKM lokal juga ditarik biaya hingga ratusan ribu. Saya menduga ini hanya jadi ladang bisnis oknum panitia,” pungkasnya.