PANGKÈNG DIMADURA – Bahasa Madura, dengan segala keunikannya, menawarkan berbagai bentuk komunikasi yang menarik.
Salah satunya adalah penggunaan “rora bhâsa,” yaitu teknik menyingkat kalimat yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari di kalangan masyarakat Madura.
Teknik ini tidak hanya menunjukkan keunikan bahasa Madura, tetapi juga mencerminkan cara efisiensi komunikasi dalam budaya Madura.
Definisi Rora Bhâsa
Rora bhâsa secara harfiah berarti mengucapkan kalimat dengan menyingkatnya, sehingga perkataan tersebut sering kali terdengar tidak lengkap atau salah secara gramatika.
Namun, inti dari rora bhâsa adalah untuk menghemat kata-kata saat berkomunikasi, yang pada akhirnya tetap dapat dimengerti oleh lawan bicara.
Contoh dan Analisis
Berikut adalah beberapa contoh rora bhâsa yang sering ditemukan dalam bahasa Madura beserta penjelasan maknanya:
1. Naé’ nyéor (memanjat kelapa): Kalimat ini berarti memanjat pohon kelapa untuk mengambil buahnya, bukan memanjat buah kelapa itu sendiri. Contoh: “Oréng rowa cè’ leppè’na mon soro naé’ nyéor.”
2. Ngandhel biddhâng (memanaskan wedang): Makna sebenarnya adalah memasak air hingga mendidih untuk dijadikan wedang.
3. Matoro’ jhuko’ (menitip ikan): Ini berarti menitip uang kepada seseorang untuk dibelikan ikan, bukan menitipkan ikan secara langsung.
4. Ajâgâ maléng (menjaga maling): Arti sebenarnya adalah menjaga rumah atau kampung agar tidak kemalingan.
5. Ngalê somor (menggali sumur): Maksudnya adalah menggali tanah untuk membuat sumur.
6. Mokkal kalambhi (membuka baju): Ini berarti membuka kancing baju untuk melepaskannya.
7. Mokka’ labâng (membuka pintu): Arti sebenarnya adalah membuka daun pintu rumah.
8. Notop canḍilâ (menutup jendela): Maksudnya adalah menutup kaca jendela.
9. Nyolet marḍâ (menyalakan bara api):
Rora bhâsa tersebut tidak berarti menyalakan bara api, melainkan membakar sesuatu hingga menjadi bara merah menyala.
10. Maghili selloghân (mengalirkan selokan):
Maksudnya adalah mengalirkan air yang mampet di selokan.
11. Majhâlân konor (menjalankan mesin konor):
Arti sebenarnya adalah menghidupkan mesin konor untuk menjalankan atau mengalirkan air.
12. Mogher accem (menebang asam):
Ini bukan berarti menebang buah asam, melainkan pohonnya.
Kesimpulan
Rora bhâsa merupakan bagian penting dari komunikasi sehari-hari dalam budaya Madura.
Melalui berbagai contoh di atas, kita dapat memahami bagaimana masyarakat Madura menggunakan bahasa secara efisien dan kontekstual.
Fenomena ini tidak hanya memperkaya khasanah linguistik, tetapi juga menunjukkan bagaimana bahasa berkembang sesuai dengan kebutuhan sosial dan budaya penggunanya.
Untuk penjelasan lebih lengkap tentang rora bhâsa, paramaos dapat mengunjungi artikel serupa dalam tautan [ini].***
Respon (4)