NEWS SUMENEP – Layaknya seorang kekasih atau sahabat karib, Ketua KPU Sumenep, Rahbini, hingga saat ini masih enggan untuk melepas “pelukan” dengan Buzairi.
Hal itu tulus Rahbini lakukan walaupun pihak KPU terendus curang dalam melaksanakan tahapan seleksi PPS dan PPK untuk persiapan pesta demokrasi 5 tahunan (Pilkada) yang dijadwalkan tanggal 27 November 2024 mendatang.
Berdasarkan Surat Edaran Pengumuman Hasil Seleksi KPU Sumenep, ada sekitar 1002 pendaftar yang lolos dan dilantik sebagai PPS dan PPK di Gedung Adi Poday, Minggu tanggal 26 Mei kemarin.
Salah-satunya adalah Buzairi, pengurus Parpol aktif, dimana namanya tercatat sebagai Bendahara PKB Kecamatan Dasuk sejak tahun 2022 lalu.
BACA BERITA TERKAIT: Viral KPU Sumenep Loloskan Pengurus Parpol PKB Aktif Jadi PPS Pemilukada 2024
Data tersebut tertera jelas dalam Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL), bahwa Buzairi, warga Desa Jelbudan, berstatus sebagai Bendahara PKB Kecamatan Dasuk dengan nomor SK Pengurus: DASUK7483/DPW-25/01/VI/2022, tertanggal 06 Juni 2022.
Lolosnya Buzairi menjadi calon anggota PPS ini juga sesuai dengan bunyi Surat Keputusan pada Lampiran Pengumuman KPU Sumenep Nomor 163/PP. 04.2-Pu/3529/2024 tentang hasil penetapan seleksi calon anggota panitia pemungutan suara untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota terpilih untuk Pemilukada Sumenep 2024.
Berani Labrak Peraturan KPU atau PKPU)
Rahbini berani melabrak aturan PKPU Nomor: 380/PP.04.2-Pu/1606/2024 karena diduga sudah akan mengakhiri jabatannya sebagai Ketua KPU Sumenep beberapa bulan lagi. Sehingga baginya, lolosnya pengurus parpol aktif sebagai PPS Pilkada 2024 tidaklah jadi masalah.
Dalam Peraturan KPU point “e” di atas disebutkan, Persyaratan Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidak menjadi anggota partai politik atau tidak lagi menjadi anggota partai politik paling singkat 5 (lima) tahun.
Dugaan Kecurangan Seleksi PPK
Tidak hanya enggan melepas status PPS “Buzairi”, rekrutmen PPK oleh KPU Sumenep juga disinyalir ada kecurangan.
Beberapa waktu lalu, KPU Sumenep juga terendus kongkalikong dengan salah seorang PPK terlantik yang tidak ingin disebutkan namanya di sini, dengan perjanjian: “Bisa Lolos Asal Setor Uang Kontribusi 4 Kali Gaji PPK” atau uang tunai hingga mencapai belasan juta rupiah .
BACA BERITA TERKAIT: Ketua KPU Sumenep Rela Bohongi Publik Demi Pengurus Parpol Aktif Jadi PPS
Walaupun kabar tersebut ditepis oleh Komisioner SDM dan Parmas KPU Sumenep, Rafiqi, tetapi ditemukannya data akurat lolosnya pengurus parpol aktif jadi PPS di atas, secara tidak langsung telah memperkuat sejumlah dugaan kecurangan yang sengaja dilakukan oleh jajaran komisioner KPU Sumenep di bawah pimpinan Rahbini.
“Ya, setiap rekrutmen memang punya rumor ya, termasuk kemarin yang di 2024 itu, tetapi yang pasti kita itu di KPU tidak ada hal-hal yang semacam itu,” dalih Rafiqi, saat diwawancara wartawan, Rabu (5/5) siang.
“Andaikan jika itu ada, itu kemarin yang Pemilu 2024. Kalau ini kan hanya Pilkada. Kalau di kita tidak ada rumor-rumor begitu, apalagi sampai ada nominal-nominal seperti itu,” kelitnya menambahkan.
Padahal berdasarkan data yang berhasil dihimpun media, nominal upeti yang harus disetorkan oleh calon PPK dan PPS agar lolos seleksi bahkan hingga menyentuh angka belasan juta untuk calon PPK, dan Rp 5juta sampai Rp 10juta untuk calon PPS.
Rafiqi menyatakan pihaknya tidak melakukan itu, walaupun ia mengakui bahwa saat proses rekrutmen PPK Pilpres 2024 kemarin, pihaknya memang sempat menarik sumbangan.
“Kalau kemarin di Pemilu 2024 emang saya akui menarik (sumbangan, red.) dari teman-teman, tetapi bukan untuk saya,
melainkan untuk pembangunan kantor HMI. Kalau itu iya,” akunya.
Upaya Konfirmasi Lebih Lanjut
Sayangnya, upaya konfirmasi lebih lanjut sejumlah wartawan dengan langsung mendatangi kantor KPU Sumenep, Senin (27/5), tidak membuahkan hasil.
Lebih satu jam menunggu sambilalu mengisi buku tamu, tak seorangpun dari jajaran Komisioner KPU Sumenep yang berani keluar menemui 6 wartawan yang hendak melakukan konfirmasi secara langsung.
Baca Juga: Terendus Curang, Ketua KPU Sumenep Hindari Wartawan
Resepsionis KPU setempat berdalih bahwa saat itu, Rahbini sedang ke masjid entah dimana.
“Pak Ketua (KPU Rahbini, red) ada, itu tas dan mobilnya ada, cuma nggak tahu ya, mungkin masih ke masjid. Silakan tunggu,” ucap resepsionis KPU setempat, setelah menyuruh 6 orang jurnalis mengisi buku tamu, Senin (27/5) pagi.
Ditunggu sekitar satu jam, tak satu pun komisioner KPU Sumenep ada yang berani keluar, diduga mereka sedang bersembunyi di ruangan Rumah Pintar Pemilu, atau tepatnya di sebelah utara kantor KPU setempat.***
Respon (1)