SumenepTomang

Petani Muda Sumenep Minta Pemerintah Turun Tangan Soal Himbauan Pengurangan Tanam Tembakau

Avatar Of Ari Si
1177
×

Petani Muda Sumenep Minta Pemerintah Turun Tangan Soal Himbauan Pengurangan Tanam Tembakau

Sebarkan artikel ini
Petani Tembakau (Foto. Istimewa/Doc. Dimadura).
Petani Tembakau (Foto. Istimewa/Doc. Dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP–Beberapa Hari terakhir viral Imbauan dari salah satu pengusaha tembakau Madura, H. Khairul Umam atau yang dikenal dengan H. Her, agar petani mengurangi jumlah penanaman tembakau tahun ini.

Himbauan tersebut menuai respons dari para petani, salah satunya dari Anshori, petani muda asal Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Anshori menilai imbauan tersebut tidak semestinya diterima mentah-mentah oleh para petani, apalagi bukan berasal dari pemerintah.

Ia menyebut, selama ini para petani tembakau tetap optimistis menanam dengan jumlah yang cukup besar, bahkan tidak sedikit yang meningkatkan jumlah tanamnya dari tahun kemarin.

“Kalau tahun lalu tanam 6.000 batang, tahun ini bisa ditingkatkan menjadi 10.000. Itu hal wajar. Apalagi sekarang gudang pembeli tembakau tidak hanya milik H. Her dari Pamekasan, tapi juga banyak gudang lain, termasuk di Sumenep sendiri,” ujar Anshori kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).

Ia menjelaskan, tembakau yang ditanam tidak serta-merta langsung diproses menjadi rokok. Ada proses pengeringan atau pengopenan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Proses produksi juga dilakukan secara bertahap sesuai dengan standar operasional yang berlaku.

Karena itu, menurut Anshori, imbauan agar petani tidak menanam terlalu banyak berisiko melemahkan semangat petani yang telah bersiap menghadapi musim tanam tahun ini.

“Kalau sekarang petani semangat menanam, lalu tiba-tiba ada imbauan seperti itu, masyarakat jadi ragu. Seakan-akan ini bentuk pengkerdilan terhadap semangat kami,” kata dia.

Anshori berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep ikut serta mengklarifikasi dan mengkroscek langsung informasi yang disampaikan oleh H. Her, agar tidak menimbulkan kepanikan atau salah persepsi di kalangan petani.

“Harapan kami, pemerintah setempat turun langsung atau melalui kelompok tani untuk menyosialisasikan situasi sebenarnya. Jangan sampai petani salah langkah karena disinformasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung soal kestabilan harga tembakau. Menurutnya, harga di atas Rp40.000 per kilogram sudah termasuk stabil, dan pemerintah diharapkan dapat berperan dalam menjaganya.

“Kalau bisa pemerintah juga ikut menjaga kestabilan harga. Entah lewat regulasi atau intervensi pasar, kami sebagai petani butuh kepastian. Karena hasil dari tembakau ini yang menjadi sumber penghasilan kami,” ucapnya.

Sebelumnya, EO PT. Bawang Mas Grup, H. Khairul Umam alias H. Her, yang dikenal sebagai pengusaha tembakau dari Pamekasan, sempat mengimbau petani Madura agar tidak menanam tembakau secara berlebihan di tahun 2025.

“Untuk petani tembakau di Madura khususnya di Sumenep untuk tidak menanam tembakau terlalu banyak,” kata H. Her dalam keterangannya, Kamis (9/4/2025).

Namun, menurut Anshori, stok gudang tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak.

“Tidak mungkin gudang milik H. Her menampung sendiri. Tentu ada relasi dan kerja sama dengan gudang lain. Jadi tidak harus dibatasi secara sepihak,” ujarnya.

Ia pun berharap semua pihak, baik pemerintah maupun pengusaha, dapat memberikan informasi yang jernih dan membangun sinergi dengan petani, agar produksi tembakau di Madura tetap bergairah dan menguntungkan semua pihak.

Ia juga berharap pemerintah segera menberikan tanggapan atas informasi tersebut agar tidak menimbulkan kepanikan.

“Perlu sosialisasi resmi, apakah imbauan ini kebijakan bersama atau hanya dari satu pihak,” pungkasnya.***