SumenepTomang

Dorong Jiwa Kewirausahaan Santri, Disbudporapar Sumenep Gelar Pelatihan Keripik Singkong di PP Nurul Jamal

Avatar Of Ari Si
746
×

Dorong Jiwa Kewirausahaan Santri, Disbudporapar Sumenep Gelar Pelatihan Keripik Singkong di PP Nurul Jamal

Sebarkan artikel ini
Acara Wirausaha Santri Pembuatan Keripik Singkong Di Pondok Pesantren Nurul Jamal, Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan Sumenep, (Foto.ari/Doc. Dimadura).
Acara Wirausaha Santri Pembuatan keripik singkong di Pondok Pesantren Nurul Jamal, Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan Sumenep, (Foto.Ari/Doc. Dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS SUMENEP, DIMADURA–Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Mandura Jawa Timur, kembali melaksanakan program “Wirausaha Santri”, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi di kalangan santri muda.

‎Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini digelar di Pondok Pesantren Nurul Jamal, Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan Sumenep, dan diikuti oleh para santri serta alumni pondok pesantren.

‎Fokus pelatihan tahun ini adalah pembuatan keripik singkong, produk olahan yang dinilai potensial dikembangkan di wilayah tersebut.

‎Kepala Disbudporapar Sumenep Mohamad Iksan melalui Kepala bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga Syaifuddin Menilai bahwa Desa Campaka memiliki potensi pertanian singkong yang besar. Namun selama ini produk singkong masih banyak dijual dalam bentuk mentah

‎”Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong santri untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tambah,”ujarnya

‎Syaifuddin menjelaskan bahwa peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut berusia antara 16 hingga 30 tahun.

‎Mereka akan dibekali dengan keterampilan kewirausahaan, serta mengangkat nilai-nilai kemandirian yang diajarkan dalam Islam.

‎”Dari materi yang disampaikan, kita juga meneladani Rasulullah SAW yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarkan pentingnya kemandirian ekonomi,” kata dia.

‎Dalam pelatihan tersebut, peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga langsung praktik membuat keripik singkong.

‎Menurut Syaifuddin, pihaknya juga menyiapkan peralatan dan bahan baku untuk menunjang pelatihan. Setelahnya, peserta akan membentuk lima kelompok usaha, masing-masing beranggotakan enam orang, yang diarahkan untuk menjalankan unit usaha secara berkelanjutan.

‎Guna mendukung keberlanjutan program ini, ia mengungkapkan Disbudporapar Sumenep menggandeng berbagai instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi dan Perindustrian, serta Halal Hub, untuk memfasilitasi perizinan usaha, sertifikasi halal, dan akses ke platform digital pemasaran.

‎”Output-nya adalah semua peserta paham cara membuat keripik singkong, dan outcome-nya agar usaha ini bisa terus berkembang. Kami juga akan melakukan monitoring hingga tahun 2025,” tambah Syaifuddin.

‎Ke depan, para ketua kelompok akan kembali diundang untuk mengikuti “workshop” lanjutan dan dibekali pelatihan digitalisasi usaha, serta pendampingan untuk mereka yang telah memulai bisnis sejak program tahun sebelumnya.

‎Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jamal, KH Ahmad Suyuti, menyampaikan apresiasi atas pelatihan tersebut.

‎Ia berharap kegiatan ini bisa membawa dampak positif bagi para santri, khususnya dalam membangun kemandirian ekonomi setelah kembali ke masyarakat.

‎“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk membangun keterampilan dan wawasan kewirausahaan santri. Harapannya, ini tidak berhenti di pelatihan, tapi berkelanjutan hingga melahirkan wirausahawan muda yang tangguh dan profesional,” ujar KH Suyuti.***