NEWS DIMADURA, SUMENEP – Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar momentum seremonial. Menurut Kepala Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Sumenep, Hizbul Wathan, momen ini adalah pengingat bahwa Pancasila memiliki peran penting sebagai benteng kedaulatan bangsa, terutama di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
“Pancasila adalah dasar negara yang kesaktiannya terletak pada kemampuannya menyatukan bangsa yang beragam. Ini bukan hanya tentang sejarah, tetapi tentang relevansinya hingga saat ini,” terang Hizbul Wathan, Senin (1/10/2024).
Menurutnya, Pancasila tetap menjadi landasan yang kuat dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah derasnya pengaruh ideologi asing.
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan refleksi atas keberhasilan Pancasila dalam menghadapi ancaman disintegrasi, terutama saat peristiwa G30S/PKI tahun 1965.
“Peristiwa itu mengajarkan kita pentingnya persatuan dan kesatuan sebagai kunci mempertahankan kedaulatan negara,” lanjut Hizbul, menekankan bagaimana sejarah tersebut menjadi pengingat penting bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun, menurutnya, tantangan di masa kini tak kalah besar dibandingkan di masa lalu. Di era globalisasi ini, ancaman bukan hanya datang dari ideologi seperti komunisme, tetapi juga dari radikalisme, terorisme, dan berbagai bentuk ekstremisme lainnya.
“Pancasila adalah senjata kita dalam melawan berbagai tantangan baru ini. Di tengah segala ancaman, Pancasila tetap relevan sebagai benteng yang melindungi kedaulatan bangsa,” tegasnya.
Hizbul juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, tanpa pemahaman yang kuat terhadap ideologi negara, bangsa ini akan rentan terhadap disintegrasi.
“Generasi muda adalah penerus bangsa. Kita harus memastikan bahwa mereka memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena tanpa itu, kita berisiko kehilangan identitas bangsa,” harapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pendidikan Pancasila harus diperkuat di sekolah-sekolah agar generasi muda dapat memahami pentingnya menjaga keutuhan dan kesatuan negara. Menurutnya, pendidikan Pancasila bukan hanya sekadar materi formal, tetapi harus dihayati dan diamalkan.
Di akhir wawancara, Hizbul Wathan berharap bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini menjadi momen refleksi, bukan sekadar acara seremonial.
“Ini bukan hanya soal memperingati, tetapi soal menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Indonesia akan semakin kuat menghadapi segala tantangan di masa depan,” pungkasnya. ***