NEWS SUMENEP – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Retorika STKIP PGRI Sumenep menggelar Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut (DJTL) dari 5 hingga 7 Juli 2024.
Pelatihan jurnalistik yang dikemas dengan model semi karantina ini mengangkat tema “Rekonstruksi Paradigma dan Independensi Pers Mahasiswa”, diikuti 14 peserta dari berbagai jurusan yang merupakan calon anggota LPM.
Pimpinan Umum LPM Retorika STKIP PGRI Sumenep, Iqbal Fuadi Hasbuna, menyatakan bahwa DJTL merupakan tahapan kaderisasi dari anggota magang menjadi anggota resmi.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan mental kader LPM Retorika. Kami melihat adanya krisis mental di kalangan kader, dan ini menjadi tanggung jawab besar bagi pengurus,” terang Iqbal.
“Menjadi kader LPM Retorika dituntut untuk mengetahui segala hal, baik positif maupun negatif, dan pasti akan berhadapan dengan ancaman serta intervensi,” imbuh mahasiswa asal Pragaan Kecamatan Prenduan ini.
Iqbal menegaskan bahwa tema yang diangkat bertujuan agar anggota LPM mengingat kembali pentingnya independensi dalam jurnalisme.
“Kami sengaja mengangkat tema ini agar anggota LPM memahami bahwa menjadi jurnalis harus mengenal dirinya sendiri dan menegakkan independensi dengan sungguh-sungguh,” katanya.
Maos Jhughân
Ia berharap seluruh peserta serius mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini. “Karena pasca DJTL, akan ada pengawalan yang intensif terhadap isu-isu kampus,” ungkapnya.
Iqbal lebih lanjut mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud implementasi nilai-nilai ilmu pengetahuan yang ia peroleh sekaligus bentuk ejawantah rasa cinta dan tanggung jawab mahasiswa terhadap kampus.
“Kami melakukan ini bukan karena tidak mencintai kampus, justru ini adalah bentuk rasa cinta dan kepedulian kami. Jika kampus tidak dikontrol melalui tulisan atau berita, saya yakin kampus tidak akan berkembang dengan baik,” tegasnya.
Ia berharap peserta DJTL akan membawa semangat baru dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia jurnalistik.
“Setelah DJTL, kami akan suguhi kawalan yang menarik terhadap isu-isu kampus. Kami ingin memastikan bahwa para peserta siap menjadi jurnalis yang tangguh dan berani,” pungkas Pimpinan Umum LPM Retorika tegas.
Salah-satu pemateri, Mazdon, yang menyampaikan materi tentang Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik, memberikan penekanan pada pentingnya pemahaman hukum dalam menjalankan tugas jurnalistik.
“Mengetahui hukum pers dan kode etik adalah fondasi utama bagi jurnalis. Tanpa pemahaman ini, independensi dan kredibilitas jurnalistik bisa terganggu,” tuturnya.
Untuk diketahui, selama tiga hari, peserta DJTL mendapatkan lima materi utama, yaitu Doktrin ke-LPM-an, Analisis Diri, Analisis Sosial, Kajian Hukum Pers, dan Konsep serta Strategi Investigasi.
Kegiatan ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan mendalam dan keterampilan yang diperlukan dalam dunia jurnalistik.***