NEWS, SUMENEP – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumenep 2024, Jong Sumekar menggelar ‘Diskusi Politik’ dengan tema “Otak-atik Koalisi Siapa Lawan Fauzi”. Diskusi berlangsung cukup alot, bertempat di auditorium Kafe Java In, Jl. Adirasa No.18, Kothe, Kolor, Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, Senin (22/4).
Sejumlah tokoh penting dari berbagai elemen hadir dalam acara ini. Mereka antara lain, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sumenep Abarari, Ketua PPP KH Muhammad Ali Fikri, politisi muda PAN Hairul Anwar, perwakilan pendukung Nur Fitriana.
Hadir pula politisi PKB dari DPRD Jatim Ainurrahman, aktivis kebijakan Farid Gaki, pendukung Bupati Achmad Fauzi dua periode, dan perwakilan akademisi dari berbagai kampus dan serta aktivis Sumenep dari berbagai lembaga.
Seluruh tokoh di atas mendapat kesempatan yang sama untuk menjelaskan sikap politik mereka menjelang Pilkada Sumenep 2024. Kesempatan berbicara terutama diberikan kepada semua perwakilan partai. Namun muara diskusi mengarah pada dua poros, yakni pro Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo dua periode yang dipresentasikan oleh Bambang Supratman.
Pihak kontra diwakili Farid Gaki dengan narasi ‘2024 Ganti Bupati Sumenep’. Keduanya merupakan aktivis kebijakan.
Farid Gaki menginginkan ada yang menggantikan Bupati Sumenep karena ia menilai Bupati Achmad Fauzi belum mampu membawa Sumenep lebih baik. Ia mencontohkan beberapa kebijakan selama kepemimpinan Bupati Fauzi.
“Contohnya wirausaha santri yang ouputnya tidak jelas,” ujarnya.
BACA JUGA:
- Contoh Teks Pidato Kemerdekaan Bahasa Madura
- Kosakata Aba-aba Pramuka dalam Upacara Bendera, Terjemah Bahasa Madura
Selain itu, Farid juga menjelaskan tentang tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi di Kabupaten Sumenep yang menurutnya hingga kini belum teratasi dengan baik.
“Bahkan tidak ada perubahan yang signifikan sejak bupati dari PDI Perjuangan ini memimpin Sumenep,” paparnya.
“Angka kemiskinan Sumenep masih 18 persen sedangkan Pamekasan saja sudah 13 persen. Masak kita Kabupaten yang paling kaya di Madura ini kalah sama kabupaten lain,” urainya menambahkan.
Demikian pula dengan kebijakan pembangunan infrastruktur yang menurutnya belum mencakup pembangunan strategis yang dapat menunjang peningkatan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan pembangunan secara umum.
“Rencana pembangunan tugu keris yang akan menelan anggaran miliaran itu tidak begitu mendesak, tidak bisa membuat kebijakan prioritas yang lebih menunjang untuk kesejahteraan masyarakat,” tukas Farid.
Sementara dari kubu Pro Fauzi, Bambang Supratman menyampaikan bahwa Bupati Achmad Fauzi sudah melakukan banyak hal untuk Sumenep, seperti hal keterbukaan lapangan kerja dan upayanya menurunkan angka kemiskinan untuk Kabupaten Sumenep.
“Bupati Fauzi memimpin Sumenep baru tiga tahun. Kita lihat data BPS, bahwa tingkat pengangguran sudah menurun,” kata Bambang.
BACA JUGA:
- 4 Macam Bentuk Okara Bahasa Madura Berdasarkan Susunannya
- Teks Terjemahan Upacara Bendera dalam Bahasa Madura, Download Dokumennya di sini!
“Soal pembangunan yang lain, ini semua masih dalam tahap. Jadi biarkan dulu bekerja sampai selesai dan kita lanjutkan untuk menuntaskan segala permasalahan di masyarakat,” sambung dia menjelaskan.
Bambang menegaskan, Bupati Fauzi masih layak menjadi pemimpin Sumenep dua periode karena tingkat pelayanan di berbagai sektor menurutnya cukup baik dan terus berkembang.
Ia lalu mencontohkan angka stanting Sumenep yang sudah menurun. “Jadi kita lanjutkan dua periode,” katanya.
Pengamat Politik Wildan Rosaili yang hadir sebagai narasumber menjelaskan, Pilkada Sumenep 2024 secara sekilas sudah dapat dimenangkan oleh Bupati Fauzi untuk menjadi pemimpin dua periode. Pasalnya, ada MH Said Abdullah yang memiliki kekuatan besar untuk memobilisasi dukungan berbagai elemen terhadap Achmad Fauzi Wongsojudo.
“Saya yakin, meski calonnya misal bukan Fauzi, calon yang bakal diusung Said Abdullah menang. Jadi yang kuat itu bukan Fauzi, tapi king makernya,” ujarnya.***