TOMANG, SUMENEP – Kasus penggelapan pinjaman dana KUR BRI kian runyam. Pasalnya, nasabah BRI asal Kerta Timur, Dasuk, Sumenep, menilai penyelesaian kasus tersebut masih menyisakan masalah lain.
Bukan hanya soal nama nasabah yang tercatat merah di BI Checking, pihak manajemen bank juga diduga kuat cuci tangan atas kasus tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan nasabah BRI asal Kerta Timur, Kecamatan Dasuk, Sumenep, Achmad Suji.
Pria berusia 70 tahun itu menyebut, setidaknya oknum pegawai BRI yang terlibat kasus penggelapan pinjaman dana KUR ini tidak hanya A (inisial).
Mantan Kepsek SDN Nyapar I itu menduga jika penyelesaian kasus ini sengaja dilakukan secara sistematis, terstruktur dan rapi.
“Termasuk tandatangan kami itu ditiru oleh oknum pegawai BRI ini,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (1/11).
BERITA TERKAIT
- Nasabah BRI Sumenep: “Rusaknya Manajemen Jangan Limpahkan ke Korban”
- Pemimpin BRI Sumenep Sampaikan Klarifikasi Soal Dugaan Penggelapan Dana Pinjaman KUR oleh Oknum Berinisial A
- Hati-hati Pinjaman KUR BRI, Oknum Ini Tipu Warga hingga Kades di Sumenep
Menurut Pak Suji, pihak bank seharusnya kembali melakukan evaluasi terkait penyelesaian kasus tersebut dan menjalankan mekanisme perbankan dengan benar.
Jika hanya demikian, semua manajemen BRI Sumenep diduga kuat terlibat.
“Saya bilang, ini tidak bisa hanya menyalahkan oknum inisial A saja. Sebab, bank ini kan BUMN, kok bisa peristiwa begini tidak tahu,” heran Pak Suji.
“Itu pastinya kan ada tukang surveinya, pengawasnya, hingga ada yang memberikan disposisi. Jadi menurut saya, bukan hanya A yang keliru, tapi semua manajemen di bank itu sendiri,” tudingnya.
Pak Suji menyampaikan hal itu karena dirinya turut merasa iba kepada teman-teman dan tetangganya yang juga menjadi korban penggelapan pinjaman dana KUR BRI.
Kala itu, tahun 2018 lalu, warga Kecamatan Dasuk menjadi zona merah korban KUR BRI.
“Masih banyak nasabah BRI di Kecamatan Dasuk yang sampai saat ini masih belum selesai juga kasusnya. Saya merasa kasihan,” katanya.
BACA JUGA: Inilah 4 Mahluk Gaib Penjaga Situs Keramat di Pulau Gili Labak
Meski kasus ini sudah dianggap selesai oleh pihak BRI Kantor Cabang Sumenep, namun trauma para nasabah sulit untuk diobati.
Pasalnya, imbas peristiwa ini, sekarang mereka tidak bisa lagi mengajukan pinjaman dana KUR ke BRI setempat. “Walaupun sudah lunas ini sangat sulit melakukan pinjaman lagi,” ucapnya.
Nasabah asal Kerta Timur, Dasuk ini bahkan menilai BRI terkesan ingin cuci tangan atas kasus tersebut.
“Pihak BRI ini kami nilai sudah cuci tangan. Kenapa saya bilang demikian, karena masyarakat yang dijadikan korban. Padahal ini murni kekeliruan manajemen pihak bank sendiri,” ujarnya.
Pihak BRI menurutnya mesti melakukan penyelidikan lebih mendalam atas kasus yang telah merugikan nama nasabahnya.
“Jadi jangan serta merta kesalahan itu dibebankan semua kepada nasabah. BRI jangan tutup mata, telaah dulu, yang salah itu siapa? pihak manajemen apa nasabah,” tegas Pak Suji menambahkan.
Cerita Pak Suji, banyak nasabah BRI yang melunasi angsuran pinjaman KUR sebelum batas waktu angsuran atau jatuh tempo.
Alasannya, takut peminjaman dana KUR yang diajukan bertambah dengan sendirinya tanpa sepengetahuan pemohon atau nasabah itu sendiri.
Trauma, menjadi salah satu bukti nasabah BRI di Kecamatan Dasuk memilih untuk pindah menjadi nasabah bank lain.
BACA JUGA: PASERA SE NEMMO AQUA?
Sekedar informasi, oknum pegawai BRI Sumenep inisial A yang terlibat kasus penipuan dana KUR itu sudah dinonaktifkan pasca peristiwa ini mencuat.
Dikonfirmasi, Supervisor Kantor BRI Cabang Sumenep, Ihwan, mengaku sudah mendatangi nasabah yang menjadi korban penggelapan pinjaman dana KUR asal Desa Kerta Timur, Kecamatan Dasuk itu.
“Lastarè pon ba’ari’ kaulâ, Pa’. kaulâ bâ’âri’ ka ka’essa’ pon, ka Pa’ Suji ghânèka. Èngghi dhingghâl ḍhimèn ghi, nèka’ kaulâ ghi’ apel pagi,” jawab Ihwan dalam bahasa Madura, saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Jumat (3/11).
“Sudah itu kemarin, Pak. Saya kemarin sudah ke sana dah, ke Pak Suji. Ya, sudah dulu ya ini saya masih doa pagi.”
Ditanya kesan tentang dugaan bahwa manajemen BRI Sumenep ingin cuci tangan dengan melimpahkan beban kesalahan ke pihak nasabah, Ihwan berkelit dan langsung memutus sambungan teleponnya.
“Enten, mala ano napa.. Enten ta’ aḍhâbu nga’ ghânèka,” ucap Ihwan dalam bahasa halus Madura.
“Nggak, malah anu, apa.. jadi bukan bilang begitu,” pungkirnya dan langsung menutup sambungan teleponnya.
Atas kasus ini, pihak BRI Kantor Cabang Sumenep diduga telah menyuap korban dengan iming-iming dapat mengajukan pinjaman dana KUR.
Sebab, korban penggelapan pinjaman dana KUR BRI, warga asal Kerta Timur itu, Achmad Suji, saat beberapa kali dihubungi kembali untuk dikonfirmasi terkait pernyataan pihak BRI di atas, dirinya sudah tidak lagi merespon telepon wartawan.***